London (ANTARA News) - Pemanasan global kemungkinan akan menyebabkan konsentrasi es di Kutub Utara dan Kutub Selatan Bumi mulai meleleh pada abad ini, sehingga memicu naiknya permukaan laut, demikian menurut sebuah pengkajian penting yang disiarkan Senin oleh pemerintah Inggris. Pengkajian itu, dengan tajuk "Menghindari Perubahan Iklim yang Berbahaya", memeriksa bukti yang disampaikan para ilmuwan di konferensi yang digelar setahun lalu menjelang pertemuan puncak Grup Delapan (G-8), di mana Inggris menempatkan pemanasan global sebagai agenda terpenting. Senin lalu, Perdana Menteri Tony Blair mengulangi lagi seruannya tentang pamanasan global. "Jelas sekali dari pengkajian yang disampaikan tersebut bahwa risiko perubahan iklim boleh jadi jauh lebih besar daripada yang kita duga," kata Blair dalam kata pengantarnya pada pengkajian itu, seperti dilansir AFP. "Menjadi jelas kini bahwa pemancaran gas rumah kaca, dalam kaitan dengan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi dari penduduk dunia yang telah meningkat enam kali dalam 200 tahun, menyebabkan pemanasan global pada tingkat yang tak boleh terus berlanjut." "Pandangan bersama di kalangan ilmuwan, dokumen itu memperingatkan, adalah gangguan yang tak dapat diubah lagi dan berskala besar terhadap sistem iklim planet Bumi jika temperatur meningkat dengan lebih dari 3 derajat Celsius di atas level saat ini. Kenaikan seperti ini jauh melebihi kisaran proyeksi perubahan iklim untuk abad ini, kata pengkajian itu, dengan memperingatkan: "Dalam banyak kasus risiko tersebut jauh lebih serius ketimbang yang diperkirakan sebelumnya." Konferensi internasional itu, yang berlangsung di Exeter, Inggris baratdaya, merupakan pertemuan terbesar sejak laporan historis pada 2001 yang disiarkan di bawah dukungan PBB. Laporan itu membenarkan bahwa suhu kini meningkat dan menyebutkan emisi karbon yang terutama berasal dari pembakaran minyak, gas dan batubara sebagaipenyebabnya. Laporan itu menjelaskan emisi gas rumah kaca di masa mendatang kemungkinan akan menaikkan suhu global antara 1,4 hingga 5,8 derajat Celsius dari 1990 sampai 2100. Temperatur sudah meningkat sekitar 0,6 derajat Celsius sejak 1900. Namun begitu, laporan PBB itu juga mengakui beberapa ketidakpastian mengenai kapan, di mana dan bagaimana polusi ini akan mempengaruhi iklim. Risiko gangguan sistem Ada risiko serius berupa gangguan sistem yang tak dapat diubah lagi dan berskala besar, termasuk kemungkinan destabilisasi konsentrasi es di Antartika jika pemanasan berlangsung melebihi 3 derajat Celsius di atas tingkat dewasa ini, laporan itu memperingatkan. Kenaikan tingkat regional sebesar 2,7 derajat Celsius di atas level sekarang ini dapat mendorong cairnya tudung es di Tanah Hijau, kata pengkajian itu. Menurut pengkajian itu, peningkatan keasaman di lautan kemungkinan akan mengurangi kapasitasnya untuk menyerap karbon dioksida dari armosfir dan mempengaruhi rantai pangan laut secara keseluruhan. Bahkan kenaikan tingkat sedang dalam temnperatur global sekitar 1.0 derajat Celsius boleh jadi akan menyebabkan pengelantangan karang secara ekstensif, kata laporan itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006