Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh menyebutkan sekitar 80 ribu masyarakat provinsi paling barat Indonesia itu sudah menjalani vaksinasi dosis ketiga atau penguat (booster) dari sasaran 3,5 juta jiwa penduduk.

“Total masyarakat Aceh sudah mendapatkan vaksin booster atau dosis ketiga sekitar 80 ribu orang,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan Pemerintah Aceh mulai melakukan vaksinasi booster bagi masyarakat umum pada Januari 2022, dengan realisasi hingga kini baru mencapai 35 ribu orang penerima.

Sementara untuk tenaga kesehatan, kata dia, Pemerintah Aceh sudah mulai melakukan vaksinasi booster pada Agustus 2021, dengan capaian sebanyak 45 ribu penerima, sehingga secara keseluruhan 80 ribu warga Tanah Rencong sudah divaksin booster.

Secara umum, ia menjelaskan, Pemerintah Aceh menargetkan vaksinasi COVID-19 terhadap 4 juta jiwa, dengan kelompok sasaran seperti tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia, petugas pelayanan publik remaja, anak-anak, serta masyarakat rentan dan umum.

Namun, kata Iman, vaksinasi booster tidak diberikan kepada kelompok remaja usia 12 - 17 tahun dan kelompok anak usia 6 - 11 tahun. Hanya diberikan kepada tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia, petugas pelayanan publik serta masyarakat rentan dan umum.

“Untuk anak dan remaja tidak masuk dalam sasaran booster, karena booster untuk usia di atas 18 tahun, jadi sasaran booster kita 3,5 juta jiwa,” kata Iman.

Selain itu, Iman menambahkan, selama pelaksanaan vaksinasi booster di Tanah Rencong, pihaknya belum mendapatkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat yang dialami warga usia penyuntikan vaksin.

“Alhamdulillah dari laporan yang kita dapatkan belum ada KIPI yang didapatkan dalam pelaksanaan booster atau dosis ketiga,” kata Iman.

Memang, kata dia, selama pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Aceh ada beberapa warga yang mengalami KIPI bergejala sehingga harus dirawat di rumah sakit umu daerah.

Kata Iman, rata-rata mereka mengalami KIPI dalam bentuk kelemahan pada anggota gerak sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh dari berbagai kabupaten/kota.

“Kita perlakukan dengan sangat baik di RSUD Zainoel Abidin. Sampai saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing dan alhamdulillah sehat, bisa beraktivitas seperti semula dan kelemahan anggota geraknya juga tidak terjadi lagi,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022