New York (ANTARA) - Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketegangan Rusia-Ukraina dan karena Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengulangi seruan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang lebih cepat.

Indeks sempat melonjak lebih jauh dalam di perdagangan sore setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak rakyat Ukraina untuk mengibarkan bendera negara itu di gedung-gedung dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada 16 Februari, tanggal yang oleh beberapa media Barat disebut sebagai kemungkinan awal dari invasi Rusia.

Komentar itu menakuti investor, yang telah melarikan diri ke mata uang safe-haven dolar di tengah meningkatnya masalah geopolitik, tetapi indeks dolar dengan cepat turun dari level tertinggi itu.

Pejabat Ukraina mengatakan Zelenskiy tidak memprediksi serangan pada tanggal tersebut, tetapi menanggapi dengan skeptis terhadap laporan media asing.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan dia sangat khawatir tentang "peningkatan spekulasi" tentang konflik militer, dan mendesak para pemimpin dunia untuk meningkatkan diplomasi guna menenangkan situasi.

Washington mengatakan Rusia dapat menyerang Ukraina "kapan saja sekarang," dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (14/2/2022) menyebut situasinya "sangat, sangat berbahaya."
Baca juga: Ketegangan Ukraina kekang euro, picu serbuan ke mata uang aman

"Pendorong besarnya jelas adalah ketegangan di Ukraina. Pasar dalam mode risk-off (menghindari risiko) secara keseluruhan. Volatilitas tersirat naik," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terakhir naik 0,4 persen pada 96,3090 setelah mencapai 96,4410, tertinggi sejak 1 Februari.

Dolar sedikit berubah terhadap yen Jepang di 115,57, sementara dolar juga hampir datar terhadap franc Swiss di 0,9252 franc.

Pada Senin (14/2/2022) pagi, Bullard juga mengatakan empat laporan inflasi yang kuat berturut-turut memerlukan tindakan dan bahwa bank sentral perlu "meratifikasi" ekspektasi pasar dari langkah yang akan datang.

Laporan indeks harga konsumen AS minggu lalu yang lebih kuat dari perkiraan telah mendorong spekulasi bahwa Fed mungkin menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin penuh pada Maret.

"Jelas kita masih memiliki kejutan setelah laporan inflasi minggu lalu dan komentar presiden Fed St. Louis Bullard," kata Schamotta. "Kami memiliki posisi para pedagang untuk siklus pengetatan dengan proporsi tidak merata."
Baca juga: Rupiah menguat dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed

Perpindahan ke aset-aser safe-haven telah membayangi ekspektasi pengetatan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB). Presiden ECB Christine Lagarde juga baru-baru ini menegaskan bahwa setiap tindakan kebijakan akan dilakukan secara bertahap.

Terhadap dolar, euro turun 0,4 persen pada 1,1301 dolar.

The Fed akan merilis risalah pertemuan Januari pada Rabu (16/2/2022).

Di pasar mata uang kripto, bitcoin naik 0,2 persen di sekitar 42.169 dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, pasar menanti rilis neraca perdagangan

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022