Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor Corp mengatakan bahwa pihaknya belum melanjutkan produksi di tiga jalur manufakturnya di Ontario, bahkan setelah jembatan utama AS-Kanada dibuka kembali.

Dilansir Reuters, Selasa, pabrik pembuat mobil Jepang di Ontario, di mana perusahaan membangun kendaraan sport RAV4 terlarisnya, telah menghentikan produksi sejak Kamis pekan lalu karena kekurangan suku cadang yang berasal dari gangguan perbatasan yang disebabkan adanya protes oleh pengemudi truk Kanada.

Toyota mengatakan pihaknya memperkirakan "gangguan terkait akan berlanjut minggu ini" di Ontario. Toyota juga mengatakan pabriknya di West Virginia, Kentucky dan Alabama masih menghadapi dampak produksi pada Senin (14/2).

Polisi di Windsor pada Minggu (13/2) malam membersihkan Ambassador Bridge, rute perdagangan penting ke Detroit, dengan damai dua hari setelah provinsi Ontario mengumumkan keadaan darurat dan kota itu mendapat perintah pengadilan untuk mengakhiri protes.

General Motors Co dan Ford Motor Co, yang keduanya melaporkan gangguan produksi karena blokade jembatan pekan lalu, mengatakan pabrik beroperasi secara normal pada Senin (14/2).

Ford mengatakan minggu lalu sebuah pabrik di Ohio yang terpaksa menghentikan produksi pada hari Jumat pekan lalu akan ditutup minggu ini karena masalah rantai pasokan yang terpisah dan kurangnya chip semikonduktor.

Perkiraan kerugian sejauh ini dari blokade terhadap industri otomotif saja bisa mencapai 850 juta dolar AS, berdasarkan data IHS Markit.

Baca juga: Toyota segarkan dua varian New Corolla Altis

Baca juga: Toyota pangkas produksi, laba kuartal III turun karena krisis chip

Baca juga: Rencana TMMIN 2022, ekspor Australia dan produksi hybrid di Karawang
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022