Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan datar pada perdagangan sesi pagi Selasa, karena investor berhati-hati di tengah ketegangan seputar Ukraina-Rusia dan perdebatan tentang kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif, sementara won melemah karena permintaan yang lebih tinggi untuk safe-haven dan imbal hasil obligasi turun.

Indikator utama Bursa Efek Korea, indeks KOSPI diperdagangkan hampir tidak berubah di 2.704,71 poin pada pukul 02.09 GMT, menyusul penurunan 1,57 persen pada Senin (14/2/2022).

Di antara saham kelas berat, Samsung Electronics menguat 0,14 persen, sementara pembuat baterai LG Energy Solution dan pembuat chip SK Hynix masing-masing merosot 1,19 persen dan 3,02 persen.

Ketegangan di Eropa timur berlanjut, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta warga untuk mengibarkan bendera negara di gedung-gedung dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada 16 Februari, tanggal yang oleh beberapa media Barat disebut sebagai kemungkinan awal dari Rusia invasi.

Di tempat lain, pejabat Federal Reserve yang hawkish James Bullard pada Senin(14/2/2022) menegaskan kembali seruan untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat menjelang pertemuan Maret.

"Investor tampaknya mengambil sikap menunggu dan melihat di tengah ketidakpastian geopolitik dan kehati-hatian atas risalah pertemuan Januari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan pada Rabu (15/2/2022)," kata Na Jeong-hwan, seorang analis di Cape Investment & Securities.

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 64,3 miliar won (53,67 juta) di papan utama.

Won dikutip pada 1,198,5 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,62 persen lebih rendah dari penutupan sehari sebelumnya.

Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.198,1 per dolar, turun 0,1 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward (NDF), kontrak satu bulannya tercatat pada 1.197,9.

Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi berjangka tiga tahun naik 0,07 poin menjadi 107,53. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan turun 0,5 basis poin menjadi 2,702 persen.

Baca juga: IHSG diprediksi melemah seiring proyeksi turunnya neraca dagang
Baca juga: Rupiah menguat jelang rilis data neraca perdagangan Januari
Baca juga: Wall St jatuh terseret kekhawatiran Rusia-Ukraina dan suku bunga naik

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022