Jakarta (ANTARA) - Kepala Deputi III Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaspar Situmorang menilai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara akan mendorong pemulihan ekonomi domestik.

"Kami percaya, transaksi lintas batas ini tidak hanya akan mendongkrak transaksi UMKM untuk perdagangan Internasional, tetapi juga memberikan ketertarikan untuk pulih bersama di sektor pariwisata," ucap Kaspar dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Selasa.

QRIS akan bisa memperkuat transaksi tanpa kontak dan non tunai, yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi Indonesia.

Implikasinya, menurut dia, hal tersebut akan mengembalikan sebagian profitabilitas kepada para pedagang UMKM yang sempat didorong mundur oleh COVID-19 selama beberapa bulan dan tahun terakhir.

"Saya pikir itu adalah efek luar biasa dari transaksi lintas batas yang dapat kita lihat untuk beberapa minggu mendatang," katanya.

Kendati demikian, Kaspar mengingatkan terdapat beberapa hambatan untuk bisa mendorong QRIS antarnegara, seperti kesenjangan infrastruktur digital, kesenjangan kemampuan digital, serta kelompok masyarakat yang masih menggunakan uang tunai dan belum terjamah perbankan.

Maka dari itu, kolaborasi kuat antara pemerintah dan pemain di industri, terutama untuk memperkuat dan mempercepat transaksi lintas batas sangatlah penting.

Sejauh ini, ia berpendapat Bank Indonesia (BI) sudah bekerja sama dengan baik dengan Bank Sentral Thailand dan Bank Sentral Malaysia untuk melakukan penetrasi QRIS antarnegara.

"Dengan demikian, Kadin juga akan turut berpartisipasi dalam memperkuat penetrasi penerimaan QRIS di seluruh Indonesia," tegas Kaspar.

Baca juga: BI perluas kerja sama QRIS antarnegara dengan Malaysia
Baca juga: BI: Tiga bank Indonesia awali setelmen QR antarnegara dengan Thailand
Baca juga: Kadin: Industri saat ini lebih siap hadapi Omicron

Baca juga: KADIN: Digitalisasi faktor penting perkembangan sektor perdagangan
 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022