Jakarta (ANTARA) - Chair Women W20 Hadriani Uli Silalahi mengatakan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan merupakan tantangan yang dihadapi perempuan dalam memberdayakan diri dan mencapai kesetaraan gender.

"Kita menyadari bahwa diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan merupakan tantangan yang dihadapi oleh perempuan untuk menjadi berdaya dan setara di tengah masyarakat," kata Uli dalam acara W20 Indonesia Policy Dialogue dengan tema "Freedom from Discrimination: Historical Journey from Japan to Indonesia" di Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang disiarkan secara virtual, Selasa.

Padahal para wanita pelaku UMKM memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi pasca-COVID-19.

Baca juga: Indonesia dorong penguatan empat isu di 'meeting W20'

Oleh karena itu, Presidensi W20 Indonesia memiliki misi mendorong komitmen para pemimpin negara G20 untuk menjadikan agenda pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender menjadi pusat diskusi global.

Selain itu, W20 juga akan mendorong pemberdayaan perempuan di wilayah pedesaan dan perempuan dengan disabilitas agar mereka memiliki resiliensi.

"Sejak sekian lama mereka telah terhambat oleh terbatasnya akses," katanya.

W20 juga menekankan perlunya respons kesehatan untuk masyarakat yang mencakup kesehatan fisik dan mental.

Uli mengatakan pelaksanaan side event W20 ini bertujuan menerima berbagai masukan dari para negara anggota G20 untuk membentuk advokasi yang kuat.

"Fungsi dan tujuan side event W20 adalah untuk menerima masukan, wawasan dan pemikiran untuk pengembangan pengetahuan W20 seperti disebutkan dalam strategi kita untuk membentuk advokasi yang kuat," katanya.

Uli berharap tema W20 yaitu "Recover Together, Equally menjadi tujuan utama dalam usaha G20 mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Baca juga: Side event perdana W20 Indonesia 2022 akan digelar di Likupang

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022