China siap bekerja sama dengan Indonesia dan ekonomi Asia lainnya untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi regional
Jakarta (ANTARA) - Gubernur People's Bank of China (PBOC) Yi Gang mengatakan implementasi local currency settlement (LCS) atau mata uang lokal memperkuat ketahanan ekonomi Asia sehingga sangat berpotensi terhindar dari imbas negatif kebijakan negara maju selama masa pemulihan.

“Pasar negara berkembang harus meningkatkan ketahanannya. Di sini lah kerja sama keuangan regional memainkan peran kunci,” katanya dalam agenda Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Rabu.

Yi Gang mengatakan sejauh ini terdapat kemajuan substansial dalam penggunaan mata uang lokal untuk perdagangan dan investasi regional sehingga ekonomi Asia lebih tahan terhadap guncangan eksternal.

Ia menjelaskan pertukaran mata uang membantu meningkatkan jaring pengaman keuangan global sehingga menjadi suplemen yang berguna untuk sistem moneter internasional.

Hingga saat ini, pertukaran mata uang bilateral di antara negara-negara ASEAN+3 telah mencapai sekitar 380 miliar dolar AS sehingga menjadi back stop bagi stabilitas moneter dan keuangan regional.


Baca juga: Menkeu: Perluasan LCS fasilitasi perdagangan dan investasi lebih besar


Selain itu, pertukaran mata uang membantu memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral seperti China yang telah menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan banyak ekonomi Asia sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan.

“Perjanjian pertukaran ini telah memfasilitasi perdagangan dan investasi lintas batas,” ujarnya.

Sementara pada Januari 2022, PBOC dan Bank Indonesia memperbarui perjanjian pertukaran mata uang dan memperluas ukurannya dari 31 miliar dolar AS menjadi 39 miliar.

Kemudian sejak 2016, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Jepang telah membentuk Local Currency Settlement Framework (LCSF) bilateral dengan beberapa dari negara itu memperluas cakupan kerangka kerja dari perdagangan ke investasi langsung.

Asia pun meloloskan pedoman umum LCSF pada 2019 dan mendorong penerapannya sedangkan China dan Indonesia pada September 2021 resmi menyepakati LCSF dan meluncurkan perdagangan langsung regional.

Yi Gang menyebutkan LCSF memiliki dampak positif seperti mengurangi risiko pertukaran dan biaya pertukaran mata uang, meningkatkan efisiensi penggunaan mata uang lokal serta memfasilitasi kutipan langsung antara currency swap.


Baca juga: BI: LCS rupiah-yuan menjanjikan, capai 15 juta dolar AS per bulan


“Ini tidak hanya memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi tetapi juga memajukan kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral,” katanya.

Ia melanjutkan, PBOC telah bekerja untuk meningkatkan langkah-langkah pendukung dan mengurangi pembatasan lintas batas pada penggunaan mata uang lokal.

Beberapa upaya tersebut meliputi jalinan kerja sama antara China UnionPay dengan bank-bank Indonesia dan penyedia layanan pembayaran lainnya, menyediakan layanan pembayaran yang berkualitas serta mempromosikan penggunaan mata uang lokal antara kedua negara.

“Ke depan, China siap bekerja sama dengan Indonesia dan ekonomi Asia lainnya untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi regional,” tegasnya.


Baca juga: Indonesia berharap implementasi LCS rupiah-yuan tingkatkan investasi
Baca juga: BI: Transaksi LCS RI-Jepang naik 10 kali lipat hingga 109,4 juta dolar

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022