Bengaluru (ANTARA) - Saham-saham di Manila dan Seoul memimpin kenaikan di antara ekuitas Asia pada Rabu, dan sebagian besar mata uang lokal menguat terhadap dolar AS, karena meredanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkatkan sentimen terhadap aset-aset berisiko.

Indeks Filipina (PSI) dan Korea Selatan (KOSPI) masing-masing melonjak hampir 2,0 persen untuk mencatat hari-hari terbaik mereka dalam dua minggu, sementara indeks acuan Taiwan (TWII) menguat sekitar 1,4 persen.

Di antara mata uang, Won Korea Selatan naik 0,2 persen setelah negara Asia Timur itu melaporkan penurunan tingkat pengangguran, rupee India menguat 0,4 persen, sementara rupiah Indonesia dan Peso Filipina naik tipis.

Investor secara global lega setelah Rusia pada Selasa (15/2/2022) malam mengindikasikan akan mengembalikan beberapa pasukan ke pangkalan, meredakan ketegangan atas potensi perang di Ukraina.

Perhatian sekarang beralih ke risalah pertemuan Federal Reserve AS yang akan dirilis di kemudian hari untuk setiap petunjuk potensial tentang laju kenaikan suku bunga AS.

Sementara itu, data menunjukkan inflasi harga produsen (IHP) AS melonjak pada Januari dua kali lipat dari tingkat yang diharapkan, memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan secara agresif menaikkan suku bunga. Pasar telah memperkirakan kenaikan 50 basis poin pada Maret.

"Sementara IHP AS yang lebih tinggi dari perkiraan diabaikan oleh pasar yang fokus pada meredanya ketegangan geopolitik, rilis risalah Fed akan memberikan ujian berikutnya untuk pasar, yang jelas akan membawa bias hawkish," analis dari IG Group mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

Indeks acuan China (SSEC) naik sekitar 0,7 persen karena inflasi pabrik mendingin lebih dari yang diperkirakan pada Januari, dan merupakan tingkat paling lambat sejak Juli, yang dapat menunjukkan pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh bank sentral negara itu.

Selain itu, ekonomi terbesar di Asia itu mengatakan akan bekerja dengan negara-negara regional lainnya untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi, sebagai bagian dari rencana untuk memperkuat ketahanan ekonomi regional.

Pasar saham Singapura (STI) turun sebanyak 0,3 persen sebelumnya, karena negara pulau itu melaporkan rekor tertinggi satu hari dalam kasus COVID-19 pada Selasa (15/2/2022). Namun, membalikkan kerugiannya dan naik sekitar 0,6 persen pada akhir sesi perdagangan.

Saham di Indonesia (IDX) mendapat dorongan, dengan naik sekitar 0,6 persen setelah gubernur bank sentral menegaskan akan mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah 3,5 persen, sampai terlihat tanda-tanda awal tekanan inflasi.

Di tempat lain, ringgit Malaysia berada di bawah tekanan karena harga minyak mentah Brent yang lebih rendah, sementara dolar Singapura tetap datar.

Pasar di Thailand (SETI) ditutup karena hari libur.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022