Ya, rasa lontong beras ketan, rasa parutan kelapa dan rasa manis gula merah, itu saja rasanya,"
Luwuk (ANTARA News) - Melintas di sepanjang jalan Urip Sumoharjo di Kelurahan Jole, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah saat bulan Ramadhan tidak lengkap rasanya jika tidak mampir membeli kue "lopis" yang menjadi jajanan khas di daerah itu.

Di kawasan tersebut saat Ramadhan berdiri puluhan warung dadakan di kiri kanan bahu jalan. Pusat jajanan itu juga biasa disebut pasar jajanan Ramadhan Jole. Hampir tiap warung menyediakan kue lopis khas etnik di Banggai, yakni Balantak, Banggai dan Saluan (Babasal). Lantaran padat, jalur di jalan itu diberlakukan sistem satu arah sejak sore hari.

Kue ini berbahan dasar ketan putih yang diolah menyerupai lontong gado-gado. Warnanya hijau karena direbus menggunakan bungkusan daun pisang mudah.

Lopis yang diiris melingkar disajikan bersama parutan kelapa mengkal dan disiram cairan gula merah kental. Model lopis memang masih seperti yang diwariskan secara turun temurun yakni berbentuk irisan melingkar.

Pembeli juga tidak perlu repot-repot memilih warung untuk mendapatkan rasa lopis yang lebih enak. Secara umum rasa kue itu sama walau dijual ditempat berbeda atau dibuat oleh juru masak yang berlainan.

"Seluruh bahan-bahan yang dimasak tidak diberikan bumbu apapun sehingga rasanya akan sama. Ya, rasa lontong beras ketan, rasa parutan kelapa dan rasa manis gula merah, itu saja rasanya," kata Ningsi, penjual kue lopis di Luwuk, Sabtu.

Saat Ramadhan seperti saat sekarang, irisan lopis di simpan dalam kemasan plastik transparan lengkap dengan parutan kelapa dan gula merah cair.

Tiap bungkus terdapat lima iris lopis dengan perpaduan hijau daun di bagian pinggir dan warna putih bersih di bagian tengahnya. Kelapa parut ditempatkan di bagian tertentu dalam kemasan sedangkan gula merah kental ditempatkan pada kantong plastik bening.

Kemasan itu akan berwarna hijau, putih lontong beras ketan, putih parutan kelapa dan merah kehitaman gula merah.

Sampai di rumah sambil menunggu berbuka puasa, parutan kelapa ditaburkan diatas irisan lopis yang dilanjutkan dengan gula merah kental.

Soal harga, dijamin tidak akan "merobek" kantong dalam-dalam karena satu bungkus lopis komplit dijual hanya Rp5 ribu. Jika sajian pembuka puasa di rumah tersedia banyak pilihan, satu porsi lopis dapat dinikmati dua orang.

Lopis dalam bentuk utuh masih terbungkus daun pisang berbentuk bulat panjang menyerupai lemper berukuran besar juga tersedia dengan harga Rp15 ribu.

Rasa khas beras ketan yang dipadu dengan parutan kelapa dan rasa manis gula merah membuat suasana buka puasa menjadi nikmat. Perasaan lemah setelah seharian penuh berpuasa akan terobati dengan manisnya gula merah.

Bagi penderita penyakit mag akut, disarankan tidak mengkonsumsi lopis sebagai makanan pembuka. Lontong yang terbuat dari ketan ditambah dengan santan parutan kelapa dapat memicu mag kambuh.
(ANT-107/Z002)

Pewarta: Abdullah Mukarram
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011