Shanghai (ANTARA News) - China telah melarang "Memoirs of a Geisha", sepekan sebelum film tersebut ditayangkan perdana di negara itu, akibat munculnya kekhawatiran baru produksi Hollywood itu dapat memicu kembali sentimen anti-Jepang, para eksekutif industri menyatakan Kamis. "Betul film itu tak akan ditayangkan di China, menurut surat yang kami terima dari China Film," kata Li Chow, general manager Columbia Tristar Pictures milik Sony di Beijing, kepada AFP dalam e-mailnya. "Dikatakan bahwa China Film Group Corporation dan para distributor lainnya memutuskan untuk menunda tanpa batas waktu tertentu rilis "Memoirs of a Geisha" di China, terutama karena respon sosial yang negatif atas film itu sebagaimana tercermin pada berbagai media." "Memoirs of a Geisha," yang diangkat dari novel laris Arthur Golden pada 1997, menuturkan kisah seorang gadis dari sebuah desa nelayan miskin di Jepang yang dijual kepada sebuah rumah geisha dan kemudian terlibat dalam percintaan dengan seorang pengusaha kaya. Film itu telah ditetapkan akan melakukan debutnya di China Daratan pada 9 Pebruari setelah memperoleh persetujuan sementara dari importir dan distributor donestik China Film Group, namun dibatalkan pada pekan ini di tengah kecemasan film tersebut dapat memicu reaksi negatif dari masyarakat. "Memoirs of a Geisha", arahan Rob Marshall dan diproduksi bersama oleh Steven Spielberg, mendapat kecaman di media China karena tokoh geisha utama, Sayuri, dan musuhnya, Hatsumoto, diperankan dua aktris terkenal China, Zhang Ziyi dan Gong Li. Pandangan China atas geisha Banyak orang di China memandang penghibur tradisional Jepang itu sebagai pelacur, dan karena itu para pejabat pemerintah merasa khawatir pemeranan kedua artis dapat membangkitkan kenangan pahit yang dialami sejumlah wanita China Daratan semasa agresi Jepang. Gong Lie adalah salah satu aktris China paling sukses dengan berbagai penampilan cemerlang dalam "Raise the Red Lantern", "Farewell My Concubine" dan "Shanghai Triad". Dan aktris China-Malaysia MIchelle Yeoh, seorang mantan gadis Bond, memainkan peran penting lainnya sebagai seorang geisha dan turot Sayuri. Larangan itu muncul pada saat hubungan China-Jepang sedang dilanda ketegangan, terutama akibat kunjungan Perdana Menteri Junichiro Koizumi ke Kuil Yasukuni, tempat para penjahat perang Jepang dimakamkan. Film itu, berdasarkan novel pengarang yang sama, juga dikecam di Jepang sendiri, karena menyamakan geisha kelas tinggi, yang mempraktekkan tradisi yang telah berjalan berabad-abad dalam menghibur kaum pria, dengan seorang pelacur. Sekalipun film itu tidak dapat ditayangkan di layar besar di China, film bajakannya sudah banyak beredar di China. (*)

Copyright © ANTARA 2006