Semarang (ANTARA News) - Operasi pemisahan bayi kembar siam asal Purbalingga, Sanaya-Isnaya yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang, Sabtu, berlangsung secara sukses.

"Proses operasi tepat dimulai pukul 09.12 WIB, mulai desinfeksi, pemotongan lapisan kulit, selaput liver, dan sebagainya," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Bambang Sudarmanto.

Pemisahan kedua bayi, kata dia, berhasil dilakukan satu jam sesudahnya, yakni pukul 10.12 WIB dengan dokter operator utama operasi, dr. Yulianto, dilanjutkan langkah penutupan lapisan kulit untuk masing-masing bayi.

Ia mengatakan, penutupan lapisan kulit pascapemisahan untuk Isnaya kebetulan selesai lebih dulu pada pukul 11.12 WIB dan langsung dimasukkan ke ruang pediatric intensive care unit (PICU) pada 11.35 WIB, disusul Sanaya pada 12.10 WIB.

"Penutupan lapisan kulit untuk Sanaya memang lebih sulit, karena kondisi kulit yang lebih tegang, sehingga perlu menggunakan bahan `teflon`, sedangkan untuk Isnaya lebih mudah dengan kulit aslinya," katanya.

Menurut dia, operasi pemisahan Sanaya-Isnaya dilakukan dengan peralatan yang canggih dan tidak memerlukan transfusi darah, seperti yang bisa dilihat melalui monitor yang disiapkan khusus untuk melihat operasi.

Ditanya kondisi Sanaya-Isnaya pascaoperasi, ia mengatakan, kondisi mereka sesudah operasi terlihat stabil, namun tetap harus menjalani stabilisasi di ruang PICU, dengan masa kritis yang harus dilalui selama 2x24 jam.

"Kalau sudah lewat masa kritis, berarti aman. Kami harus memastikan bahwa fungsi organ paru-paru, jantung, dan cairan dalam tubuh berjalan secara dinamis. Itu dinamakan dengan hemodinamika," kata Bambang.

Setelah itu, kata dia, Sanaya-Isnaya tinggal menjalani masa pemulihan yang diperkirakan berlangsung selama sekitar satu minggu, namun kalau kondisi mereka prima masa pemulihan tidak sampai berlangsung satu minggu.

Operasi pemisahan Sanaya-Isnaya, kata Bambang, merupakan operasi keenam dari tujuh pasien bayi kembar siam yang pernah ditangani RSUP dr. Kariadi, dan operasi kali ini berlangsung dengan sukses dan lancar.

Sementara itu, Tatang, ayah Sanaya-Isnaya mengaku sempat khawatir saat awal kedua anaknya akan dioperasi, apalagi ia melihat seluruh rangkaian operasi lewat monitor yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

"Kami belum bisa melihat mereka (Sanaya-Isnaya, red.) karena masih di ruang PICU, nanti setelah tiga hari baru boleh kata dokter. Hanya saja, kami diberitahu kondisi mereka stabil dan baik," katanya.

Sanaya dan Isnaya adalah putri pasangan Tatang dan Haryanti, warga Bukateja, Purbalingga yang mengalami penempelan pada bagian perut dengan organ yang saling menempel adalah hati. Keduanya tiba di RSUP dr Kariadi Semarang 17 Januari lalu.

Bayi kembar siam itu lahir di RS Emanuel Klampok Banjarnegara melalui operasi caesar pada 10 Januari 2011 dan mengingat kondisinya, empat hari kemudian mereka dipindahkan ke RSUD dr Margono Soekarjo, Purwokerto.

Akhirnya, bayi kembar siam itu dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang pada 17 Januari 2011 dan tim dokter RS tersebut memperkirakan operasi pemisahan baru bisa dilakukan setelah usia mereka enam sampai 12 bulan. (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011