Pekanbaru, (ANTARA News) - Sebanyak 14 titik akses jalan menuju Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan yang sangat mengancam kawasan konservasi tersebut masih belum diputus Dinas Kehutanan Riau karena tingginya konflik sosial dengan warga setempat. Humas WWF Riau, Syamsidar di Pekanbaru, Kamis (2/2) mengatakan delapan titik akses jalan yang belum diputuskan terdapat di Gondai-Ukui Koridor, empat titik di Baserah Koridor dan dua lagi di kawasan Tesso Nilo yang berbatasan dengan Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kab Pelalawan. Sebanyak 22 akses jalan di kawasan Tesso Nilo yang berbatasan dengan Desa Lubuk Kembang Bunga berupa jalan masuk selebar 20 meter ke kawasan Tesso Nilo sepanjang 40 km dan 13 titik akses jalan di kawasan Baserah sepanjang 13 km diputus dengan cara membuat parit yang lebar dan dalam, awal Januari lalu. Menurut Syamsidar, pemutusan 14 titik akses jalan ke Tesso Nilo tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat yang banyak bermukim di kawasan konservasi. Namun bila akses jalan tersebut tidak segera diputus, maka aktivitas ilegal logging dan perambahan hutan yang kian merangsek ke jantung konservasi gajah itu semakin merajalela. "Pada sejumlah titik akses yang telah diputus terlihat aktivitas illegal logging benar-benar terhenti dan diperkirakan akan berlaku sama bila dapat diterapkan pada semua titik akses masuk itu," ujarnya. Ia mengatakan, pemutusan akses masuk ke kawasan Taman Nasioanl Tesso Nilo pasti menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat namun bila pemerintah serius menyelamatkan kawasan konservasi, resiko itu harus tetap ditempuh. Seperti pada pemutusan 22 titik akses di sekitar Desa Lubuk Kembang Bunga juga mendapat protes keras dari warga setempat dengan menduduki Base Camp WWF di daerah itu. Setelah disosialisasikan dan diperkuat dengan dasar hukum yang melandasi penyelamatan Tesso Nilo, masyarakat bisa menerimanya. Saat ini Taman Nasional Tesso Nilo telah mendapatkan persetujun Menteri Kehutanan untuk diperluas menjadi 50 ribu hektare lebih dari ketetapan awal sekitar 38.576 ha tahun 2004. Aktivis lingkungan mengharapkan seluruh hutan Tesso Nilo seluas 153 ribu hektare bisa dijadikan kawasan konservasi gajah yang berjumlah 100 ekor lebih.(*)

Copyright © ANTARA 2006