Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mengumumkan sejumlah daerah kabupaten terdampak musibah bencana alam, banjir dan tanah longsor disebabkan cuaca buruk yang berlangsung sejak dua hari terakhir.

"Ada beberapa daerah di kabupaten yang terdampak bencana. Saat ini tim sedang melaksanakan asesmen dan pendataan di lokasi," ujar Kepala BPBD Sulsel, Muhammad Firda saat dikonfirmasi, Senin.

Data yang diterima BPBD Sulsel melalui BPBD Kabupaten Jeneponto dilaporkan,
hujan dengan intensitas tinggi sejak Ahad (20/2) pagi, memicu debit air sungai setempat meluap hingga mengakibatkan banjir di beberapa lokasi dan merendam rumah warga.

Seperti di Desa Lentu, Kecamatan Tamalatea, derasnya arus air merendam beberapa rumah warga dan puluhan hektare lahan persawahan termasuk jembatan dan Jalan Poros Boyong tidak bisa dilalui kendaraan hingga mengakibatkan kemacetan.

Baca juga: Belasan rumah terdampak tanah longsor di Toraja

Baca juga: BMKG IV petakan wilayah potensi bencana


Begitu pula pemukiman di belakang pasar Tamanroya air sudah setinggi 1,5 meter. Sejumlah ruas jalan Poros di Kabupaten setempat juga terendam air hingga tidak bisa dilalui kendaraan. Dilaporkan tidak ada korban jiwa, namun kerugian diderita gagal panen.

Kejadian bencana tersebut mengingat telah diumumkan peringatan dini dari BMKG bahwa potensi hujan sedang-lebat disertai kilat petir dan angin kencang terjadi pada 20-23 Februari 2022. Namun demikian, Tim TRC BPBD setempat telah berada di lokasi untuk membantu warga.

Sementara itu, data BPBD dari Kabupaten Tana Toraja yang masuk, dilaporkan belasan unit rumah terdampak tanah bergerak atau longsor
disebabkan intensitas hujan lebat sejak 17 Februari, hingga 20 Februari 2021 di Lembang/Desa Rano Tengah, Kabupaten Tana Toraja.

"Awalnya hanya tujuh unit rumah terdampak, korban 11 Kepala Keluarga (KK) dengan 35 jiwa. Hari ini bertambah menjadi 11 rumah, dan yang harus direlokasi, sebanyak 16 KK dari 46 jiwa," sebut Muhammad Firda.

Selain itu, dilaporkan musibah tanah longsor juga terjadi di Jalan Poros Malino Kilometer 64, Kabupaten Gowa. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun satu lapak dagangan tertimpa longsor dan akses jalan terhambat karena sebagian aspal amblas hingga material longsoran tanah menutupi jalanan.

Di konfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Maros, Andi Fadly melaporkan, bencana banjir terdampak di delapan kecamatan. Ketinggian air bervariasi antara lutut orang dewasa hingga pinggang orang dewasa. Banjir terjadi sejak Ahad (20/2) hingga Senin (21/2).

Delapan kecamatan yang terdampak banjir tersebut meliputi Kecamatan Turikale, Lau, Bontoa, Maros Baru, Marusu, Moncongloe, Simbang, serta Bantimurung. Banjir di wilayah tersebut dipicu atas intensitas hujan sedang hingga lebat sejak Ahad, mengakibatkan debit air sungai meluap.

"Sampai saat ini belum ada laporan warga mengungsi karena masih bertahan di rumah masing-masing. Untuk jumlah rumah terdampak Sementara masih didata tim di lapangan," kata Fadly.*

Baca juga: BPBD Sulsel lansir data kabupaten terdampak banjir

Baca juga: Basarnas Sulsel kerahkan tim untuk evakuasi warga terdampak banjir

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022