Transisi energi dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan memiliki peran sangat penting dalam mencapai 'net zero emission'
Jakarta (ANTARA) - Pemanfaatan gas bumi merupakan salah satu jembatan transisi energi menuju pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan, kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto.

"Karena gas bumi dikenal sebagai energi yang memiliki efisiensi pembakaran sangat baik, bersih, ramah lingkungan dan lebih murah apabila dibandingkan dengan minyak bumi," jelas Arifin saat berbicara pada ajang Energy Exchange Forum (EEF) 2022 yang digelar oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), secara daring di Jakarta, Senin.

Menurut dia, transisi energi dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan memiliki peran sangat penting dalam mencapai net zero emission yang menjadi strategi jangka panjang dan kebijakan transisi energi di Indonesia.

Di hari pertama pelaksanaan EEF 2022 ini, Pertagas menghadirkan empat pembicara utama sebagai narasumber. Selain Arifin juga ada Deputi III Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna serta Lenita Tobing dan Asheesh Sastry dari Boston Consulting Group.

Hal yang sama juga disampaikan Montty Giriana terkait pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi.

"Pemanfaatan natural gas sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi efek rumah kaca. Transisi energi adalah suatu yang harus dilakukan karena secara global arah penggunaan energi menuju ke arah energi dengan low emission. Pertagas dapat terus melaksanakan perannya dalam transisi energi dengan meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana serta teknologi seperti CNG, LNG dan elpiji," ungkap Montty.

Pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi juga sudah dilakukan di beberapa negara lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya data kenaikan permintaan gas bumi pada Energy Global Demand yang disampaikan oleh Lenita Tobing dan Asheesh Sastry. Perkiraan demand gas bumi secara global memiliki tren positif hingga 2040.

EEF 2022 yang mengusung tema Energizing Natural Gas as Solution for Energy Transition Through Synergy, Innovation and Technology Adaptation dihadiri Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) M Haryo Yunianto dan dibuka Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro.

Dalam sambutannya, Wiko menyampaikan bahwa ajang EEF dilakukan Pertagas setiap tahun bertujuan sebagai wadah untuk sharing knowledge serta sinergi di lingkungan Subholding Gas. Ini adalah kali ketiga Pertagas menyelenggarakan EEF.

"Pada EEF tahun ini, jumlah materi mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan antusiasme dan semangat kita bersama untuk tumbuh bersinergi dalam rangka mewujudkan visi dan misi Subholding Gas," ujar Wiko dalam keterangan tertulis Pertagas.

Pada EEF hari pertama lebih dari 500 orang peserta bergabung secara daring di acara ini. Melalui EEF diharapkan Perwira Subholding Gas dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam dan mampu berperan aktif dalam program transisi energi di Indonesia.

Baca juga: Pertagas sukses uji coba penyaluran minyak perdana proyek pipa Rokan
Baca juga: Dukung IMO 2020, Pertagas Niaga uji coba LNG untuk bahan bakar kapal
Baca juga: Perkuat suplai CNG, Pertamina rampungkan proyek pipa gas di Blora

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022