Potensi kerugian akibat stunting akan mencapai Rp450 triliun per tahun
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) perlu lebih menggencarkan Program Bangga Kencana hingga dapat menjangkau seluruh masyarakat sampai ke pelosok daerah.
 

“Pada zaman yang semakin modern, peran keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat justru semakin critical. Untuk memastikan pembangunan manusia berlangsung secara utuh mulai dari awal kehidupannya,” kata Ma’ruf dalam Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana Tahun 2022 yang diikuti di Jakarta, Selasa.
 

Ma’ruf menuturkan permasalahan stunting (kekerdilan pada anak) perlu ditangani dengan serius. Hal itu lantaran stunting bukan hanya memberikan masalah pada gagal tumbuhnya anak secara fisik, tetapi juga mematikan masa depan anak bangsa bahkan sebelum tumbuh menjadi orang dewasa.

Stunting juga memberikan dampak yang cukup serius pada pembangunan human capital negara yang sangat memerlukan keberhasilan pembangunan kualitas bangsa. Bahkan, kerugian ekonomi pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga dapat hilang sebesar 3 persen per tahun, sehingga Program Bangga Kencana harus lebih digalakkan sampai ke pelosok-pelosok daerah.

"Bila nyaris 30 persen anak Indonesia stunting, maka artinya 30 persen kekuatan pembangunan Indonesia di masa depan akan terancam hilang. Dengan jumlah PDB Indonesia tahun 2020 sekitar 15.000 triliun maka potensi kerugian akibat stunting akan mencapai angka Rp450 triliun per tahun," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres: Percepatan penurunan angka stunting perlu komitmen bersama

Baca juga: Wapres: Investasi gizi jadi kunci bentuk masa depan bangsa berkualitas


Selain memerangi stunting, peran keluarga yang mengikuti perkembangan dunia menjadi modern juga semakin kritis. Terutama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berlangsung secara utuh. Keluarga merupakan tempat seorang anak di mana berbagai nilai-nilai agama, norma sosial dan kebangsaan mulai diajarkan dan dipraktikkan.

Nilai-nilai yang ditanamkan tersebut dapat membuat seorang anak menjadi unggul baik dalam aspek kesehatan, kecerdasan, produktivitas termasuk dalam tingginya keimanan dan akhlak.

Ia merasa melalui program milik BKKBN itu juga dapat memperkuat pemahaman diri keluarga, akan pentingnya membangun ketahanan dalam keluarga yang dapat jadi bekal dalam menentukan kualitas bangsa Indonesia di masa depan.

“Sangat tepat jika semangat bangsa ini dibangun mulai dari keluarga-keluarga. Saya berharap Program Bangga Kencana dapat lebih digencarkan untuk menjangkau generasi muda sampai ke pelosok,” tegas Wapres.
 

Selain menggencarkan Program Bangga Kencana sampai ke pelosok daerah, Ma’ruf juga meminta BKKBN untuk mengoptimalisasikan sumber daya yang ada.

Pelaksanaan percepatan penurunan stunting (kekerdilan) tidak boleh melupakan aspek akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya juga menjaga kemitraan yang telah dibangun, katanya.
 

Penting pula agar konvergensi antar program, kegiatan dan anggaran yang dijalankan BKKBN dapat saling melengkapi dengan baik, supaya intervensi yang diberikan benar-benar dapat diterima oleh keluarga.

Ia berharap bersama BKKBN yang sudah lebih dari 50 tahun menjadi garda terdepan dalam membangun kualitas keluarga, pemerintah bisa terus mengedukasi dan memandu masyarakat guna membangun ketahanan keluarga di Indonesia.

“Saya menaruh harapan yang sangat besar kepada BKKBN. Dengan kekuatan akar rumputnya untuk dapat mewujudkan tujuan mulia dalam menyukseskan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting,” tegas Ma’ruf.

Baca juga: Wapres harap prevalensi "stunting" di Indonesia nol persen pada 2030

Baca juga: Wapres perintahkan BKKBN percepat target penurunan "stunting"

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022