Jakarta (ANTARA) - Saat ini kesehatan masyarakat Indonesia sudah mendapat jaminan dari negara melalui BPJS, akan tetapi tidak semua jenis perawatan ditanggung penuh terlebih untuk penyakit kritis seperti kanker.

Jadi, perlukah memiliki asuransi tambahan?

Saat ini terdapat batasan-batasan jaminan sosial untuk layanan perawatan kanker, di mana tidak semua perawatan ataupun obat-obatan dijamin. Masyarakat pun mulai menyadari kondisi tersebut sehingga minat terhadap asuransi kesehatan swasta bertambah. Susatyo P. Widodo, ANZIIF (assoc) CIP, APAI, CFP, IFP, AEPP, QWP, dari Willis Re Indonesia mengatakan literasi aspek finansial dari perawatan kanker sangatlah penting agar dapat mengurangi dampak finansial secara negatif dari diagnosis maupun perawatan kanker ketika seseorang terkena penyakit tersebut.

"Sangat penting buat kita semua untuk punya program dari salah satu penyakit kritis, seperti kanker. Karena dengan asuransi penyakit kritis ini, begitu kita didiagnosa maka uangnya akan keluar langsung dalam jumlah yang kita sepakati dengan pihak asuransi," ujar Susatyo dalam webinar Yayasan Kanker Indonesia pada Selasa.

Lebih lanjut Susatyo menjelaskan, saat ini tidak semua rumah sakit bisa menerima dua asuransi kesehatan yang berbeda yakni BPJS dan asuransi swasta. Sebab terbentur dengan peraturan yang tidak saling beririsan sehingga akan sulit untuk membagi pembayaran antara BPJS dan asuransi swasta.

"Kesulitan kita kalau pakai dua asuransi kesehatan yang sama adalah terbentur dengan aturan. Aturan ini sangat rinci, antara BPJS dan swasta, benefitnya enggak sinkron. Kalau kita beli asuransinya untuk kanker akan lebih murah dibanding dengan yang meng-cover semua penyakit kayak ada jantung dan lainnya," kata Susatyo.

Susatyo juga memberikan beberapa saran dalam memilih asuransi kesehatan. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah asuransi tersebut sudah terdaftar dalam asosiasi asuransi jiwa dan memiliki izin beroperasi.

Selain itu, calon pengguna asuransi juga wajib melihat secara jelas dan seksama apa saja keuntungan yang didapat pada asuransi kesehatan yang akan dipilihnya.

"Mungkin ada yang trauma dengan beberapa kasus lalu, kalau saran saya lihat financial situation-nya mereka, ada berapa ketentuannya," ujar Susatyo.

Asuransi juga sebaiknya dimulai sedini mungkin. Pilih juga asuransi yang secara spesifik menanggung masalah-masalah kesehatan yang kemungkinan besar akan dialami di masa mendatang.

"Semakin tinggi risikonya semakin mahal, semakin banyak penyakitnya semakin mahal. Makanya kita harus spesifik, kalau misal risiko kita terhadap kanker sangat tinggi karena ada riwayat keluarga, maka kita ambil uang perlindungan sebesar mungkin. Kanker itu penyakit yang sangat besar dampaknya terhadap finansial baik terhadap kita atau keluarga kita," katanya.

Baca juga: Dokter: Kanker payudara juga dapat dialami pria

Baca juga: Literasi finansial dapat tingkatkan kualitas hidup pasien kanker

Baca juga: Once Mekel dukung anak dengan kanker meraih impian








 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022