Jakarta (ANTARA) - Kompetisi BRI Liga 1, kasta tertinggi sepak bola di Indonesia pada musim ini, telah memasuki putaran kedua dengan seabrek jadwal pertandingan yang sudah disiapkan.

Tim-tim yang ikut bertanding pun telah bersiap diri semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik di gelaran kompetisi sepak bola musim ini yang disponsori oleh BRI.

Putaran pertama BRI Liga 1 2021/2022 yang telah tersaji di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi modal untuk pelaksanaan putaran berikutnya.

Setelah empat tim yang menyelesaikan laga sisa pekan ke-17 (putaran pertama), yakni Arema FC, Persebaya Surabaya, Bali United, dan Persikabo 1973, putaran kedua resmi bergulir mulai 5 Januari lalu.

Laga Arema FC kontra Persikabo menjadi pembuka putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022, dilanjutkan dengan pertandingan lain sebagaimana sudah dijadwalkan.

Namun, COVID-19 yang sudah mengintai sejak kompetisi dimulai ternyata mengamuk di pertengahan putaran kedua yang digelar di Bali, apalagi dengan merebaknya varian baru, Omicron.

Virus itu terdeteksi saat dilakukan tes swab PCR (Polymerase Chain Reaction) yang dipersyaratkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi bagi seluruh tim pada H-1 sebelum dimulainya pertandingan.

Tak tanggung-tanggung, hampir seluruh klub diserang wabah itu dibuktikan dengan banyaknya pemain yang terpapar sehingga harus menjalani karantina selama 10 hari sesuai standar protokol kesehatan.

Praktis, para pemain yang terpapar tak dapat dimainkan sehingga para klub harus memutar otak untuk menyiasati krisis pemain saat laga menjelang.

Beberapa tim yang masih menyisakan 14 pemain negatif COVID-19 terpaksa bertanding dengan keterbatasan personel, bahkan untuk mengisi pemain pengganti di lapis kedua.


Baca juga: LIB belum berencana hentikan Liga 1 di tengah merebaknya COVID-19
Baca juga: 12 pemain dan 3 ofisial PSIS Semarang terpapar COVID-19
Baca juga: Ridwan Kamil imbau warga petik pelajaran dari kasus COVID-19 Persib



Krisis pemain

Krisis pemain pun terjadi, seperti dialami Persikabo saat melawan Bali United di pekan ke 22 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Gelora Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (3/2) lalu.

Laskar Padjadjaran, julukan Persikabo saat itu mengalami krisis pemain setelah tujuh penggawanya terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga tak dapat diturunkan pada laga tersebut.

Pelatih Persikabo Liestiadi Sinaga hanya bisa membawa 14 pemainnya pada laga tersebut, termasuk dua pemainnya yang tengah dibekap cedera, yakni kiper Tedi Setiawan dan Hendra Adi Bayauw.

Alhasil, Persikabo babak belur dihajar dengan skor telak 3-0 oleh Serdadu Tridatu yang kondisi personelnya lebih lengkap dan relatif lebih fit.

Tim lainnya pun bernasib sama, seperti PSIS Semarang kala bersua dengan Persik Kediri pada pekan ke-23 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (6/2) lalu.

Sebanyak 12 pemain PSIS terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani karantina, sementara Persik juga tak jauh beda dengan setidaknya enam pemain yang terpapar.

Meski mengalami situasi sulit, kedua tim masih memberikan permainan yang sama kuat hingga pertandingan ditutup dengan hasil akhir imbang tanpa gol.

Sepekan berikutnya, PSIS ketika melawan Barito Putera pada laga pekan ke-24 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (10/2) lalu, juga masih mengalami situasi sama.

Laskar Mahesa Jenar hanya membawa 15 pemain untuk melawan Barito Putera, terdiri atas 11 "starter" dan empat pemain pengganti pada laga tersebut setelah 13 pemain dinyatakan positif COVID-19.

Anak asuh pelatih Dragan Djukanovic masih memberikan perlawanan meski tak maksimal, dan akhirnya harus mengakui keunggulan Laskar Antasari pada laga tersebut dengan skor tipis 1-2.


Baca juga: Persija: 29 pemain negatif COVID-19 dan siap hadapi Persebaya
Baca juga: Pelatih PSIS berharap pemain komplet untuk laga lawan Persib
Baca juga: LIB tegaskan wewenang soal tes COVID-19 di Liga 1



Penundaan laga

Berbeda dengan tim yang kehabisan pemain atau menyisakan kurang dari 14 pemain, maka LIB mengambil kebijakan untuk menunda laga, seperti terjadi pada Persib Bandung saat akan bertemu PSM Makassar.

Klub berjuluk Pangeran Biru itu hanya memiliki 13 pemain yang dinyatakan negatif COVID-19 sehingga membuat laga yang sudah dijadwalkan pada Rabu (2/2) lalu ditunda menjadi Selasa (22/2) kemarin.

Persib memang termasuk tim dengan jumlah pemain terpapar COVID-19 relatif banyak, dari awalnya sembilan orang menjadi tidak kurang dari 27 orang, termasuk tim pelatih dan ofisial yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani karantina mandiri.

Bahkan, Persib dalam beberapa kali persiapan laga harus latihan tanpa didampingi sang pelatih Robert Rene Alberts, sementara posisi pelatih darurat dipercayakan kepada Gilang Fauzi dan Gilang Kusuma.

Gilang Fauzi adalah ahli nutrisi yang pernah jadi pelatih fisik Diklat Persib, sementara Gilang Kusuma adalah staf pelatih fisik Persib yang baru bergabung musim ini.

Duo Gilang tercatat setidaknya mempersiapkan Maung Bandung menghadapi dua laga, yakni kontra PSS Sleman (11/2) dan Bhayangkara FC (6/2).

Madura United juga mengalami penundaan laga akibat badai COVID-19, bahkan ada dua laga, yakni kontra Persipura Jayapura dan Persija Jakarta.

Duel Persipura versus Madura United yang semula dijadwalkan berlangsung di Stadion Kompyang Sujana, Bali, Selasa (1/2) ditunda berdasarkan hasil "emergency meeting".

"Emergency meeting" dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, diikuti Direktur Operasional LIB Sudjarno, perwakilan Madura United, dan Persipura Jayapura beserta beberapa pihak terkait.

Pada laga berikutnya, gantian tim lawan, Persija yang kehabisan pemain akibat terpapar COVID-19 sehingga laga kontra Laskar Sape Kerrab yang sudah dijadwalkan pada Rabu, 9 Februari lalu terpaksa ditunda.

Baca juga: LIB: Kasus positif COVID-19 di Liga 1 terus menurun
Baca juga: Laga Persipura vs Madura United gagal bukan karena kasus COVID-19
Baca juga: Irfan-Taufik kembali gabung Persija setelah pulih dari COVID-19



Semangat dan optimisme

Saat ini, hampir seluruh tim sudah kembali bermain dengan kekuatan penuh setelah banyak pemain dinyatakan negatif COVID-19 dan diperbolehkan kembali merumput.

Bahkan, beberapa laga yang sempat ditunda juga sudah dijadwalkan ulang dan digelar, seperti Persib kontra PSM pada Selasa, 22 Februari lalu.

Sebagian besar pemain yang sempat terpapar COVID-19 sudah langsung bergabung kembali dengan skuadnya untuk menatap laga berikutnya yang sudah menanti.

Kebugaran dan pastinya semangat yang dimiliki sebagai atlet diyakini menjadikan pemulihan COVID-19 bagi kalangan pemain sepak bola rata-rata relatif cepat meski ada juga yang butuh waktu lebih lama.

Ada pula pemain yang justru terkena gangguan kesehatan pascaterpapar COVID-19, seperti Nuriddin Davronov yang akhirnya memilih mundur dari klub barunya, Persita Tangerang.

Bagaimanapun juga, dampak yang ditimbulkan badai COVID-19 terhadap jalannya kompetisi musim ini tidak boleh diremehkan dan disepelekan karena bisa berakibat fatal.

Tentunya, masyarakat pecinta bola tak ingin pengalaman pahit pembatalan kompetisi, seperti di musim 2020 terulang lagi.

Merebaknya penularan COVID-19 di kalangan pemain tim Liga 1 sekarang ini harus menjadi pengingat dan pembelajaran bahwa tidak boleh main-main dengan situasi seperti ini.

Kesadaran mematuhi protokol kesehatan sangat diperlukan, dan jika perlu harus ada sanksi tegas bagi pelanggar karena tindakannya jelas membahayakan jalannya kompetisi, termasuk merugikan klub sendiri.

Terpenting, semangat dan optimisme harus tetap menyala untuk menjaga asa, diperkuat dengan kedisiplinan dan kewaspadaan dalam menyikapi pandemi agar kompetisi musim ini tetap bergulir hingga paripurna.


Baca juga: Liga Indonesia : Corona dan dagelan sepak bola kita
Baca juga: TELAAH - Melandaikan grafik infeksi dan kelanjutan liga sepak bola
Baca juga: Persib Bandung nantikan tanggal pasti kompetisi Liga 1

Copyright © ANTARA 2022