Jakarta (ANTARA) - Ford Motor Co tidak memiliki rencana untuk melepaskan bisnis kendaraan listrik (EV) atau kendaraan bertenaga bensin, kata Chief Executive Jim Farley.

"Kami tidak memiliki rencana untuk melepaskan bisnis listrik kami atau bisnis ICE (mesin pembakaran internal) kami," kata Farley pada konferensi Wolfe Research yang disiarkan melalui webcast, dikutip Reuters, Kamis.

"Kami tahu pesaing kami adalah Nio dan Tesla, dan kami harus mengalahkan mereka, bukan menandingi mereka," tambahnya.

Ford kata dia, juga harus mengalahkan yang terbaik dari para pemain ICE.

Beberapa investor telah mendorong Ford dan saingannya General Motors Co untuk menghentikan operasi EV mereka sebagai cara untuk lebih memanfaatkan nilai penuh dari bisnis tersebut.

Ford sebelumnya membantah laporan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menghentikan operasi EV atau mesin pembakaran internalnya.

Produsen mobil AS itu mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan memiliki kapasitas tahunan untuk membangun 600.000 EV secara global dalam waktu 24 bulan.

Farley mengatakan pada Rabu bahwa tim manajemennya yakin bisnis EV dan ICE para pembuat mobil AS berkinerja buruk berdasarkan pendapatan.

CEO juga mengatakan bahwa Ford yakin dapat mendorong lebih banyak biaya dari bisnis ICE melalui kualitas yang lebih baik, biaya struktural yang lebih rendah, dan pengurangan kompleksitas kendaraan.

Terkait bisnis ICE, Farley mengatakan bahwa Ford memiliki terlalu banyak orang, investasi, dan kerumitan, tetapi perusahaan tidak memiliki keahlian dalam mentransisikan aset.

"Itulah jawaban sederhananya. Ada pemborosan," ucapnya.

"Untuk mendapatkan margin (pada kendaraan listrik) ... yang kita lihat di perusahaan seperti Tesla, kita perlu memiliki ahli nyata yang dapat mendorong skala itu," tambah Farley

Dia mengatakan bahwa Ford perlu mempekerjakan lebih banyak orang yang bekerja di bidang komponen listrik, arsitektur listrik canggih,dan pengalaman pelanggan digital.

Di sisi bisnis EV, Farley mengatakan Ford sedang mengerjakan kesepakatan untuk mengamankan pasokan bahan baku utama untuk baterai seperti lithium, nikel, dan tembaga untuk meminimalkan risiko.

Di sisi distribusi kendaraan, dia mengatakan bahwa Ford perlu menghilangkan inventaris yang "sangat mahal" dari sistem dan memudahkan konsumen untuk memesan dan melacak perakitan kendaraan sebelum pengirimannya.



Baca juga: Ford dan Volvo gabung Redwood daur ulang baterai EV di California

Baca juga: Ford pertimbangkan balik lagi ke pasar India untuk produksi EV

Baca juga: Ford targetkan jadi produsen EV terbesar kedua di dunia
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022