Pupuk Indonesia mendukung pengurangan emisi karbon dalam rangka menciptakan industri yang lebih sustainable dan ramah lingkungan
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus mengembangkan industri pupuk ramah lingkungan yang beriringan dengan salah satu agenda prioritas Presidensi G20 yaitu transisi energi untuk mengurangi emisi karbon atau dekarbonisasi.

Direktur Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan perusahaan telah membuat peta jalan pengembangan kawasan industri ramah lingkungan yang mendukung dekarbonisasi.

"Pupuk Indonesia mendukung pengurangan emisi karbon dalam rangka menciptakan industri yang lebih sustainable dan ramah lingkungan," kata Bakir dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Peta jalan dekarbonisasi Pupuk Indonesia, kata Bakir, dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu dimulai dari fase awal atau jangka pendek dengan peningkatan efisiensi pabrik sehingga menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Untuk jangka menengah, lanjut dia, Pupuk Indonesia menargetkan melakukan utilisasi CO2 sebagai bahan baku produk dengan membangun Pabrik Soda Ash di Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim.

Untuk tahap berikutnya, Bakir menjelaskan Pupuk Indonesia Grup akan memulai pengembangan blue ammonia dengan menggunakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) yaitu menangkap dan menginjeksikan kembali CO2 untuk diolah dan dimanfaatkan sebagai energi bersih.

Sementara jangka panjang, kata dia, Pupuk Indonesia akan memproduksi green ammonia yang berasal dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti pembangkit tenaga air, solar cell, angin, dan panas bumi. 

Baca juga: Pupuk Indonesia raih Indonesia Excellence GCG Awards 2022

Untuk itu Pupuk Indonesia menjalin kerja sama dengan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) terkait pengembangan industri ramah lingkungan. Ketiga perusahaan pelat merah ini menandatangani MoU tentang Green Industry Cluster yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.

Bakir mengatakan upaya kerja sama yang dilakukan Pupuk Indonesia bersama PLN dan Pertamina ini merupakan langkah yang tepat menuju industri pupuk yang akan memproduksi green ammonia yang ramah lingkungan.

Sementara itu Wamen BUMN I Pahala Mansury berharap kerja sama yang dilakukan Pupuk Indonesia, PLN, dan Pertamina, dapat direalisasikan dengan baik.

"Ini semua saya harapkan betul-betul bisa kita fokuskan, outcome-nya atau ujung-ujungnya bagaimana kita bisa mengembangkan kawasan industri yang betul-betul bisa memanfaatkan energi hijau di kawasan-kawasan tersebut," kata Pahala.

Dalam MoU tentang Green Industry Cluster, ketiga perusahaan BUMN ini akan memanfaatkan dan mendorong penggunaan EBT pada kawasan industri eksisting, dalam hal ini di beberapa kawasan industri anak usaha Pupuk Indonesia yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP), PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Petrokimia Gresik (PKG), dan Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

Kerja sama ketiga BUMN ini akan dibagi menjadi tiga tahap. Sebagai tahap awal, beberapa kawasan industri pupuk didorong untuk memanfaatkan listrik yg bersumber dari EBT. Untuk selanjutnya ketiga BUMN ini akan terlibat aktif dalam pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau, mulai dari pilot plant hingga pendirian pabrik tersebut.

Baca juga: Pupuk Indonesia kembangkan program ritel permudah kebutuhan pupuk

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022