Denpasar (ANTARA) - Rumah Sakit Universitas Udayana (Unud) Bali siapkan mesin CRRT (Continuous Renal Replacement Therapy) untuk menangani pasien COVID-19 yang mengalami gagal ginjal.
 
"Saat itu pasien membutuhkan perawatan cuci darah segera akibat gagal ginjal dan RS Unud telah memiliki fasilitas cuci darah tersebut untuk pasien terkonfirmasi COVID-19 berupa mesin CRRT (Continuous Renal Replacement Therapy)," kata Kepala Instalasi ICU RS UNUD dr. I G N Mahaalit Aribawa, Sp.An, KAR, FIPM dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Kamis.
 
Ia menjelaskan RS Unud menerima pasien laki-laki berusia 22 tahun dengan kondisi saat datang yang tidak stabil serta gagal ginjal sehingga memerlukan perawatan di ruang intensif isolasi RS Unud.
 
Perawatan intensif dilakukan secara kolaboratif multidisiplin ilmu dengan tim pelayanan yang solid dan kompeten yang terdiri dari dokter spesialis anestesi-intensive care, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jantung, dokter psikiatri serta perawat dan juga tim dari laboratorium terpadu, tim radiologi dan tim farmasi.

Baca juga: RS Universitas Udayana tambah ruang isolasi khusus pasien COVID-19

Baca juga: RS PTN Unud periksa 50-300 sampel uji usap per hari selama pandemi
 
Dijelaskannya bahwa CRRT (Continuous Renal Replacement Therapy) merupakan salah satu terapi untuk membantu dan menggantikan fungsi ginjal untuk sementara waktu.
 
Ginjal berperan dalam mengeluarkan zat-zat, cairan atau sisa metabolisme tubuh. Pada kondisi gagal ginjal dimana ginjal tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya, maka dibutuhkan terapi penggantian ginjal atau yang disebut dengan Renal Replacement Therapy (RRT).
 
Pasien gagal ginjal akan menjalani terapi cuci darah. Pada terapi cuci darah yang umum dilakukan, biasanya dijadwalkan 2-3 kali sepekan selama kurang lebih 4-5 jam, maka pada CRRT, proses cuci darah dilakukan secara terus menerus selama minimal 24  hingga 72 jam.
 
Pada CRRT, kecepatan proses penyaringan tersebut bersifat lebih lambat untuk menjaga tekanan darah pasien tetap normal, namun karena dilakukan secara kontinu selama 24 hingga 72 jam maka dapat membuang lebih banyak toksin dan cairan tubuh yang berlebihan dan menukarnya dengan zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
 
CRRT ini sangat cocok dilakukan pada pasien-pasien dengan kondisi kritis di ICU (Intensive Care Unit) yang perlu cuci darah.
 
Intermittent Hemodialysis (IHD) kebanyakan diindikasikan untuk penderita gagal ginjal kronis, sementara CRRT diindikasikan untuk penderita gagal ginjal akut atau yang disebut dengan Acute Kidney Injury (AKI).
 
Saat ini kondisi pasien tersebut telah stabil dan negatif COVID-19, serta pasien telah dijadwalkan untuk cuci darah reguler kembali.*

Baca juga: RS PTN Unud rawat tujuh dokter positif COVID-19

Baca juga: RS Unud batasi layanan tes swab hanya 80 orang per hari

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022