Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang memberikan bantuan berupa pinjaman sebesar 73,94 miliar Yen untuk empat proyek dan bantuan hibah hingga 1,99 miliar Yen untuk satu proyek di Indonesia.

Keterangan tertulis Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Jumat, menyebutkan nota diplomatik bantuan pinjaman dan hibah itu telah dipertukarkan antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto di Jakarta pada Kamis (18/8).

Empat proyek dengan pinjaman Yen dimaksud adalah Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Api Batubara Indramayu senilai 1,73 miliar Yen, Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi senilai 55,30 miliar Yen, Proyek Jalan Tol Intra Urban Bandung senilai 13,61 miliar Yen, dan Pinjaman Sektor Pengelolaan Banjir Hulu Sungai Citarum senilai 3,31 miliar Yen.

Bantuan pinjaman untuk proyek pembangkit listrik di Indramayu berupa bantuan bidang Engineering Service (E/S): basic design, pengawasan konstruksi dan lainnya untuk proyek pembangkit listrik tenaga api batubara berkapasitas 1.000 MW. Biaya proyek keseluruhan sekitar 224,80 miliar Yen yang menggunakan teknologi batubara bersih bertekanan sangat kritis.

Proyek ini terkait dengan "Metropolitan Priority Area (MPA)" yang nota diplomatiknya ditandatangani pada bulan Desember 2010 dan merupakan proyek kerja sama yang berkontribusi bagi perbaikan iklim investasi di Jabodetabek.

Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi merupakan bagian Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi Tahap Pertama termasuk tiga proyek dengan tujuan mempromosikan pengembangan panas bumi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia dan untuk menangani kebutuhan tenaga listrik di Indonesia, dengan jumlah pinjaman Yen sebesar kira-kira 55,3 miliar Yen.

Tiga proyek itu adalah Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Lumut Balai (55 MW x 2 = 110 MW), Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Hululais (E/S) (55 MW x 2 = 110 MW), dan Proyek Pembangkit Listrik Panas Bumi Tulehu (E/S) (20 MW).

Sementara Proyek Jalan Tol Intra Urban Bandung merupakan proyek pembangunan jalan tol di Kota Bandung untuk memperlancar kemacetan lalu lintas dalam kota yang semakin serius.

Sedangkan pinjaman Sektor Pengelolaan Banjir Hulu Sungai Citarum merupakan proyek pembenahan infrastruktur melalui perbaikan sungai dan lain-lain dengan target Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu anak sungai dari Sungai Citarum yang tertimpa bencana banjir serius secara terus-menerus sehingga meningkatkan ketahanan akan banjir pada wilayah pemukiman masyarakat.


Bantuan Hibah

Sementara itu bantuan hibah ditujukan untuk Proyek Perbaikan Darurat Stasiun Pompa Drainase Pluit. Hibah untuk proyek ini berupa bantuan yang memberikan dana untuk pencegahan bencana banjir di wilayah Jakarta Pusat.

Kegiatan proyek ini meliputi perbaikan bendungan dan pemasangan pompa drainase pada stasiun pompa drainase Pluit yang memegang peranan dalam mengatur drainase di wilayah Jakarta Pusat.

Melalui proyek ini diharapkan akan meningkatkan keamanan penduduk dari bencana banjir, selain itu juga memperingan kerusakan pada kegiatan perekonomian, sehingga dengan demikian akan memperbaiki lingkungan investasi wilayah metropolitan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi di Indonesia.

Bantuan ini juga terkait dengan "Metropolitan Priority Area (MPA)" yang nota diplomatiknya ditandatangani pada bulan Desember 2010 dan merupakan bantuan kerja sama yang berkontribusi bagi perbaikan iklim investasi di Jaobodetabek.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Api Batubara Indramayu, Program Percepatan Pembangunan Panas Bumi, Pinjaman Sektor Pengelolaan Banjir Hulu Sungai Citarum dan Proyek Perbaikan Darurat Stasiun Pompa Drainase Pluit merupakan bagian dari bantuan pemerintah Jepang bagi negara berkembang hingga tahun 2012 sehubungan dengan penanganan perubahan iklim yang telah diumumkan pada bulan Desember 2009.

Pemerintah Jepang bertujuan untuk membangun kerangka yang adil dan efektif dengan semua mitra utamanya dan dengan antusias menuju kesepakatan target bersama, serta ingin terus bekerja sama di bidang perubahan iklim dengan Indonesia.
(T.A039/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011