banyaknya aplikasi itu ternyata justru membuat bingung kader
Surabaya (ANTARA) - Legislator menilai banyak aplikasi yang dibuat Pemkot Surabaya tumpang tindih sehingga membingungkan masyarakat di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Pada saat reses di Tambaksari, ada sejumlah warga mengeluhkan soal banyaknya aplikasi yang dibuat Pemkot Surabaya hingga membuat warga bingung," kata Ketua Komisi D Bidang Sosial DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Jumat.

Menurut Khusnul, tujuan diciptakannya aplikasi adalah untuk mempermudah layanan kepada masyarakat. Namun ternyata, lanjut dia, banyaknya inovasi aplikasi tersebut ternyata dianggap sebagian warga justru menciptakan tumpang tindih, antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya.

"Banyaknya aplikasi itu ternyata justru membuat bingung kader dan tokoh masyarakat. Mereka menganggap malah jadi tumpang tindih. Aplikasi itu tidak lagi memudahkan, tapi justru membingungkan," ujarnya.

Ia lantas mencontohkan, saat ini sudah ada aplikasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), namun diaplikasi yang lain juga ada aplikasi yang sama, seperti aplikasi e-Pemutakhiran Data dan aplikasi Sayang Warga.

Baca juga: Pemkot Surabaya luncurkan aplikasi "Sayang Warga"
Baca juga: Aplikasi Peken permuda pemasaran toko klontong di Surabaya


Selain persoalan aplikasi, keluhan lainnya yang diterima Khusnul adalah bantuan komputer dan wifi gratis. Menurutnya, bantuan ini dinantikan karena untuk mempercepat pelaporan dan mendapatkan intervensi sebagaimana harapan Pemkot Surabaya.

"Kader merasa beban kerjanya tidak seimbang dengan insentif yang diterimakan. Rata-rata insentif habis untuk beli kuota internet. Makanya mereka meminta agar mempercepat bantuan komputer dan wifi hingga tingkat RT," ujarnya.

Untuk bantuan ini, lanjut dia, Pemkot Surabaya memang sudah merencanakan akan memberikan bantuan berupa PC komputer, LCD proyektor, printer hingga jaringan wifi bagi kampung yang belum tersedia.

Paket bantuan juga berupa fasilitas lainnya seperti terop, 20 set kursi lipat, dua meja dan sistem suara. Bantuan tersebut rencananya akan diberikan RW di Kota Pahlawan, dengan nilai bantuan mencapai Rp57,6 miliar.

"Mengingat bantuan-bantuan ini sangat dinantikan, saya mendorong agar Pemkot Surabaya bisa segera mempercepat bantuan ini. Jangan sampai insentif yang diberikan pemkot untuk para kader dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan, tapi habis untuk menunjang kinerjanya," katanya.

Baca juga: Tiga aplikasi baru mudahkan pelayanan seputar pernikahan di Surabaya
Baca juga: Pemkot Surabaya diminta buat aplikasi digital belanja seragam sekolah

Wakil Wali Kota Surabaya Armuju sebelumnya mengatakan, ada sejumlah aplikasi terkait pelayanan publik di Surabaya saat ini sudah terintegrasi dengan aplikasi berbasis android "Wargaku".

Adapun aplikasi yang sudah terintegrasi dengan Wargaku di antaranya layanan administrasi kependudukan, layanan perizinan, antrean layanan kesehatan (E-Health), sosial masyarakat untuk cek data MBR, layanan pengaduan, permohonan informasi publik, percepatan ekonomi dan masukan saran bagi pembangunan Kota Surabaya.

Diketahui aplikasi Wargaku selama ini digunakan oleh warga Surabaya sebagai media untuk menyampaikan kritik, saran, permohonan informasi, keluhan, hingga apresiasi kepada Pemkot Surabaya.

Wawali Armuji menyebutkan, saat ini aplikasi Wargaku masih di platform android dan akan dikembangkan ke platform IOS. "Kami mendorong setiap hari harus makin mudah dan cepat dalam memberikan pelayanan prima bagi warga Kota Surabaya," kata Armuji. 

Baca juga: Aplikasi e-Pelayanan SKM non-kesehatan diluncurkan di Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022