Samarinda (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berencana mengirimkan kapal Bima Saksi ke Samarinda, Kalimantan Timur, untuk membantu angkutan arus mudik di kota itu.

"Ditjen Hubla (perhubungan laut) telah menyiapkan sebuah kapal untuk membantu angkutan arus mudik di Samarinda. Kapal Bima Sakti akan dikerahkan ke Samarinda jika dibutuhkan dan jumlah pemudik diperkirakan jauh melebihi dari ketersediaan kapal penumpang di Samarinda," ucap Kepala Kantor Adimistrator Pelabuhan Samarinda, Amiruddin, Minggu.

Adpel Samarinda segera mengirimkan surat ke Ditjen Hubla, terkait kemungkinan terjadinya lonjakan penumpang pada arus mudik tahun 2011.

"Ada kemungkinan terjadinya lonjakan penumpang arus mudik tahun ini, sehingga kami akan segera mengirimkan surat ke Ditjen Hubla untuk meminta bantuan kapal Bima Sakti itu," kata Amiruddin.

Angkutan arus mudik Lebaran di Pelabuhan Samarinda, menurut di, rencananya dilayani empat kapal penumpang yakni, dua kapal Pelni KM. Wilis yang melayani rute Samarinda-Makassar, Sulawesi Selatan dan KM. Binaiyya yang melayani rute Samarinda-Parepare.

Dua kapal lainnya yang dikelola Pelra (Pelayaran Rakyat) yakni, KM Prince Soya dan KM Queen Soya.

"Tetapi, pihak Pelni membatalkan salah satu kapalnya yakni KM Willis yang seharusnya berlayar pada puncak arus mudik yakni 24 Agustus 2011. Jadi, saat ini hanya ada tiga kapal yang akan melayani arus mudik Lebaran, sehingga kemungkinan kami akan meminta penambahan kapal dari Ditjen Hubla," ujarnya.

Karena kapal Bima Sakti bukan kapal penumpang, sehingga kapasitasnya tidak terlalu banyak yakni hanya sekitar 500 hingga 800 penumpang. Namun, hal itu akan sedikit membantu pada angkutan arus mudik Lebaran di Samarinda," ujarnya, menambahkan.

Puncak arus mudik di Samairnda lanjut dia diperkirakan berlangsung pada Rabu (24/8) dan Minggu 28/8).

Penumpang arus mudik tahun ini (2011) diperkirakan mencapai 6.000 orang dan puncak arus mudik diperkirakan berlangsung pada 24 Agustus 2011 dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 4.000 orang, sementara pada 28 Agustus 2011 jumlah penumpang diprediksi hanya 2.000 orang, paparnya.

Adpel Samarinda, lanjut Amiruddin, akan memperketat batas maksimal jumlah penumpang pada arus mudik tahun ini untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan pelayaran.

"Sejak arus mudik Lebaran tahun lalu (2010) kami telah memperketat batas maksimum penumpang pada kapal, sebab masalah tersebut menyangkut keselamatan pelayaran. Jadi, kami telah meminta pihak operator kapal agar tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan pelayaran," katanya.

Menurut dia, sejauh ini memang belum ada sanksi namun saya telah menyampaikan berbagai permasalahan terkait kelebihan kapasitas kapal kepada Ditjen Hubla, dan jika terjadi lagi pelanggaran maka pihak operator kapal akan diberi sanksi tegas minimal diberik teguran dan maksimal izin pelayarannya akan dicabut.

(T.A053/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011