Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban, menilai bahwa berbalas surat antara Nazaruddin dengan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terpublikasi luas di masyarakat sangat tidak lazim.

"Tidak lumrah, tidak biasa. Memang banyak surat-surat yang senada dengan itu tapi tidak dipublikasi," ujar Kaban kepada pers di sela-sela buka puasa bersama di Jakarta, Senin.

Menurut Menteri Kehutanan periode 2004-2009 itu,  adanya publikasi itu, maka muncul berbagai persepsi di masyarakat luas.

Ditegaskannya pula bahwa banyak orang berkirim surat kepada presiden atas masalah yang dihadapinya, tapi respon untuk itu ada yang tertutup dan terbuka.

Sementara itu, ia menilai, untuk persoalan Nazaruddin sudah sewajarnya apabila tidak ada lagi yang ditutup-tutupi demi pengungkapan kasus yang telah menjadi sorotan masyarakat tersebut.

Namun demikian, ia menambahkan, kegamangan justru terlihat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Penegakan hukum itu sudah pernah melanda semua partai. Golkar, PDIP, bahkan PBB juga pernah merasakan. Kita berharap penegakan hukum itu tidak pandang bulu," ujarnya.

Menurut Kaban, Nazaruddin tidak mungkin bertindak sendiri dalam menggolkan berbagai proyek yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu.

Oleh karena itu, ia mengimbau, KPK agar tidak ragu menuntaskan kasus mantan bendahara umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat itu mengingat berbagai hal sesungguhnya sudah terbuka dari hulu ke hilirnya. Persoalan benar atau tidak semua pernyataan Nazaruddin, menurut dia, tinggal dibuktikan saja di pengadilan.

Apabila KPK masih saja gamang dalam menuntaskan kasus Nazaruddin itu, Kaban meyakini kepercayaan masyarakat bakal semakin hilang.

"Semua fakta hukum yang terkuak dibuktikan saja, daripada terus ditutupi. Kasusnya memang belum terkuak, tapi sudah ada korbannya seperti sejumlah pimpinan KPK, Chandra Hamzah, Johan Budi dan Ade Rahardja. Presiden sudah instruksikaan buka, maka buka saja," ujarnya.

Kaban menuturkan bahwa sistem hukum yang berjalan di negara ini juga masih jauh dari harapan. Orang-orang yang saat ini menjadi tersangka korupsi, menurut dia, hanya apes saja karena masih banyak orang yang melakukan hal serupa.

"Kalau kita mau serius, ya harus perbaiki sistem kita. Sistem sekarang ini memungkinkan adanya manipulasi, rekayasa dan hal-hal lainnya yang sifatnya pembusukan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011