Jakarta (ANTARA News) - Natun (57), tukang jamu, meninggal dunia saat menjadi salah seorang peserta mudik bareng yang diselenggarakan PT Sido Muncul di areal Parkir Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jalan Benyamin Sueb, Kebonkosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis.

"Ia meninggal karena sakit," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kemayoran, Ajun Komisaris Polisi Mustaqim, Kamis.

Dijelaskan Mustaqim, pada Kamis pagi beberapa saat sebelum ribuan peserta mudik bareng naik ke bus, Natun mengeluh kepada orang-orang yang berada di sekitarnya bahwa dadanya tiba-tiba sakit.

Para calon pemudik yang sebagian besar adalah tukang atau bakul jamu gendong itu langsung membawa Natun ke pos medis. Namun, warga Desa Kopen RT 3 RW 1, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, itu jatuh pingsan di pos kesehatan, sehingga dilarikan ke rumah sakit (RS) Cipto Mangunkusumo.

"Ia meninggal di perjalanan menuju RS Cipto Mangunkusumo," kata Mustaqim.

Berdasarkan penuturan berapa peserta mudik bareng, Natun datang seorang diri ke PRJ, katanya sudah janji dengan berapa orang teman.

"Ia mengeluh sakit, sebelum bertemu dengan teman yang janji dengannya. Ia datang sendirian, dan langsung mencari teman-temannya, tetapi tak menemukanya," kata Mustaqim.

Sementara itu, PT Sido Muncul menggelar mudik bareng dengan 19.000 pengasong dan penjual jamu di Parkir Barat PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat. Pemudik pulang kampong dengan 300 bus wisata menuju berbagai kota, seperti Cirebon, Kuningan, Tegal, Banjarnegara, Solo, Wonogiri, dan Yogyakarta.

Direktur Utama PT Sidomuncul, Irwan Hidayat, mengatakan bahwa pemudik yang ikut program tersebut terus mengalami kenaikan jumlah, dan pada. 2011 mencapai 19.000 pemudik,  dan setahun lalu  jumlah pesertanya 18 ribu pemudik.

Irwan Hidayat menambahkan, program mudik bareng sudah diselenggarakan sebanyak 22 kali.

"Ini sebagai hadiah buat mereka (para penjual jamu) agar bisa mudik ke kampung halaman. Mereka mungkin punya uang tapi kesulitan alat transportasi," kata Irwan.

Narti (40), penjual jamu gendong, mengaku senang dapat ikut mudik bareng, dengan gratis ke kampung halamannya di Banjarnegara

"Lumayan bisa hemat uang," kata Narti yang sudah jualan jamu sejak delapan tahun lalu.
(T.ANT-136)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011