Jakarta (ANTARA) - Pihak kecamatan Tamansari membudidayakan magot untuk mengolah sampah organik di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, menjadi pangan unggas.

"Kita sedang kerjakan taman pusat magot di atas lahan 700 meter di tengah kawasan Kota Tua," kata Camat Tamansari, Agus Sulaeman saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Agus mengatakan, ide tersebut berawal dari peraturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengharuskan kecamatan dan kelurahan mengolah 50 persen sampah di wilayahnya.

Dengan adanya budidaya magot tersebut, 50 persen sampah organik bisa diolah menjadi pakan magot, selanjutnya menghasilkan pangan ternak.

Agus tengah berkoordinasi dengan seluruh pengusaha hotel dan restoran di Tamansari dengan harapan mereka mau memberikan sampah organiknya kepada pihak kecamatan.

"Rencananya sampah mereka kita yang angkut untuk kita olah, Suku Dinas Lingkungan Hidup yang angkut," kata dia.

Baca juga: Kelurahan Kebon Baru kembangkan budi daya ulat magot

Selain pihak swasta, dia juga akan bekerjasama dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian serta Suku Dinas Kehutanan dan Taman Kota untuk membangun lokasi budidaya magot ini.

Agus menjelaskan, taman tersebut nantinya bukan hanya sebagai tempat budidaya magot saja, melainkan tempat tanaman hidroponik dan kolam ikan.

Di sana pihaknya juga menanam beberapa tanaman sehingga warga bisa datang untuk berkunjung sekaligus belajar tentang budidaya tanaman.

"Kita akan buat budidaya hidroponik sehingga warga juga bisa teredukasi tentang tanaman," kata dia.

Baca juga: Warga Kuningan Barat rintis budidaya maggot

Dia mengatakan, program ini dibiayai oleh pihak swasta yang sebelumnya sudah berpengalaman dalam budidaya magot. Dia pun enggan menjelaskan berapa anggaran yang dikeluarkan untuk pembuangan fasilitas ini.

Agus berharap proses pembahasan bisa berlangsung cepat sehingga taman tersebut bisa langsung digunakan.

"Sekarang lagi proses pembangunan taman magot dan penataan taman. Insya Allah bisa diselesaikan dengan cepat," kata Agus.
Baca juga: Pemkot Jaksel budidaya ulat Maggot atasi persoalan sampah

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022