Saat anak saya terlempar, binatang itu terus mengejar. Namun, saya berusaha menghentikan amukan babi itu dengan sekuat tenaga dan akhirnya babi itu bisa saya lumpuhkan,"
Magelang (ANTARA News) - Satu babi hutan mengamuk dan menggigit empat warga Kecamatan Pakis dan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Empat warga yang sedang bekerja di ladang itu adalah Kardi (25) warga Petung Kecamatan Pakis, Rohmat (65) warga Sonorejo Kecamatan Candimulyo, dan Tukini (32) serta anaknya Rani (12) warga Dusun Mantenan, Desa Giyanti, Candimulyo.

Rohmat mengalami luka serius di bagian kedua telapak tangannya dan ibu jari kaki sebelah kanan. Oleh petugas Puskesmas Candimulyo, dia dirujuk ke Rumah Sakit Tentara Magelang.

Rohmat menuturkan, saat menanam singkong di sawah tiba-tiba ada seekor babi hutan yang menyerangnya sehingga dia jatuh telentang. Setelah korban jatuh, babi hutan tersebut terus menyerang dan korban berusaha melawannya, namun beberapa bagian telapak tangannya justru digigit babi itu.

"Waktu menanam singkong, posisi saya metunduk. Tiba-tiba dari arah samping kanan babi hutan tersebut menyeruduk. Setelah berusaha melawannya, saya terjatuh ke parit dan kemudian saya lari," katanya.

Pangat (35) suami Tukini mengatakan, saat panen cabai bersama istri dan anaknya tiba-tiba diserang babi hutan.Tukini mengalami luka di bagian pantat, sedangkan Rani luka memar di bagian punggung.

"Pertama yang diseruduk adalah istri saya dan terlempar kemudian babi itu juga menyerang anak saya. Saat anak saya terlempar, binatang itu terus mengejar. Saya berusaha menghentikan amukan babi itu dengan sekuat tenaga dan akhirnya babi itu bisa saya lumpuhkan," katanya.

Pangat mengatakan, setelah berhasil melumpuhkan babi dengan cara menindihnya, kemudian dia berteriak minta tolong kepada warga sekitar.Tetangga berdatangan dan mengikat babi seberat sekitar 1,5 kuintal tersebut.

Babi hutan itu kini jadi tontonan warga. Menurut Pangat, selama ini tidak ada hama babi hutan di ladang.
(H018)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011