Kolaka, Sultra (ANTARA News) - Tenggelamnya KMP Windu Karsa--yang menewaskan sembilan orang dan 27 orang belum ditemukan--disebabkan karena hantaman ombak dari sisi belakang kapal, demikian pengakuan sang nahkoda kapal itu, Muh Rizal (50).

"Kapal memang kemasukan air karena ombak tinggi dari arah selatan bukan dari kebocoran kapal," katanya saat diperiksa oleh aparat Kepolisian Resort Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu malam.

Menurutnya, hantaman ombak dari arah selatan setinggi 2-3 meter dan angin dari arah tenggara membuat air laut masuk ke dalam kapal dan sistem pompa air kapal Windu Karsa tidak bisa mengimbangi volume air yang masuk sehingga kapal oleng.

"Melihat kondisi seperti itu makanya kami mengambil inisiatif untuk mengkandaskan kapal di atas karang namun kapal miring dengan cepat," ungkapnya.

Air luat masuk ke dalam kapal sekitar pukul 23.30 WITA, "memang ada penyampaian awal dari perwira jaga kepada saya tentang masuknya air di atas kapal dan saya langsung melakukan cross cek dan memang air sudah masuk di dalam kapal."

"Untuk penanganan penumpang, kami menggunakan mikrofone untuk memanggil sopir kendaraan agar menggeser posisi kendaraan agar bisa mengimbangi posisi kemiringan kapal," terang Rizal.

Kondisi itu memang tidak serta merta disampaikan kepada penumpang karena bisa menimbupkan kepanikan.

"Namun ketika akan disampaikan kepada penumpang melalui mikrofone yang kami gunakan sudah tidak berfungsi lagi karena mesin diesel yang digunakan sudah tidak berfungsi lagi, jadi kami hanya menyampaikan lewat radio yang dimiliki oleh crew kapal untuk mengumpulkan penumpang dan segera meninggalkan kapal bahkan semua ABK secara individu memberitahukan penumpang untuk segera naik ke posisi tertinggi kapal dan memakai `life` jaket (jaket pelampung)," jelas Rizal.

Bahkan menurutnya, ABK kapal sudah melepaskan sekoci kapsul yang di sebelah kiri dan tidak sempat melepaskan sekoci kapsul sebelah kanan karena kapal sudah miring ke kanan.

Menurut Rizal, dia tidak mungkin berani melakukan pelayaran bila kondisi kapal tidak layak. Kapal itu berlayar setelah melalui pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan syahbandar bahwa kapal layak berlayar.

"Intinya kapal ini normal dan bisa berlayar," terangnya.

Kapal itu tenggelam sekitar pukul 00.00 WITA dan ia pun sempat melakukan kontak dengan KMP Mishima untuk segera mendekat membantu evakuasi penumpang.

"Namun tidak sampai sepuluh menit KMP Windu Karsa sudah tenggelam," kata Rizal.

(A056)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011