Desa tangguh bencana harus siap siaga dan mampu bangkit dari bencana itu secara mandiri termasuk membantu diri sendiri saat awal apabila terjadi bencana alam sebelum bantuan datang
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur membentuk 10 desa/kelurahan tangguh bencana di Kabupaten Kupang pada 2022 guna mempersiapkan masyarakat di kabupaten yang berbatasan dengan Oecusse, Timor Leste itu dalam menghadapi bencana alam.

"Pembentukan 10 desa/kelurahan tangguh bencana alam di Kabupaten Kupang itu dilakukan pada 2022," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan pembentukan 10 desa/kelurahan tangguh bencana di Kabupaten Kupang tahap pertama dilakukan untuk lima desa/kelurahan.

Menurut dia kelima desa/kelurahan itu antara lain yaitu Desa Merbaun,Kecamatan Amarasi Barat, Desa Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat dan Desa Nekbaun, Kecamatan Amarasi Barat.

Sementara untuk lima desa/kelurahan lainnya masih dalam proses pembentukan yang dilakukan pada pertengahan tahun 2022.

Menurut dia desa tangguh bencana jangan hanya sekedar papan nama tetapi selalu dalam kondisi siap siaga menghadapi bencana serta mampu segera bangkit serta pulih dari dampak bencana secara mandiri.

"Desa tangguh bencana harus siap siaga dan mampu bangkit dari bencana itu secara mandiri termasuk membantu diri sendiri saat awal apabila terjadi bencana alam sebelum bantuan datang," ungkapnya.

Ia menyatakan BPBD NTT telah berkoordinasi dan membangun komunikasi dengan aparat bersama masyarakat di Kabupaten Kupang untuk melakukan sosialisasi terkait desa/kelurahan tangguh bencana.

"Hari ini BPBD Provinsi NTT bersama Pemerintah Desa Tablolong dan segenap tokoh desa bersepakat membentuk Desa Tablolong menjadi desa tangguh bencana," katanya.

Dia mengatakan, Desa Tablolong masuk dalam kategori area rawan tsunami sebagaimana kajian resiko bencana.

Selain memiliki obyek wisata pantai yang ramai dikunjungi wisatawan lokal juga sangat rawan dengan angin kencang dan angin puting beliung sehingga itu mutlak menjadi desa tangguh bencana, demikian  Ambrosius Kodo .

Baca juga: Gempa guncang perbatasan NTT-Timor Leste

Baca juga: Satgas Pamtas buka dapur umum bantu korban bencana di Malaka

Baca juga: Jembatan Benenai dekat perbatasan RI-Timor Leste miring akibat banjir

Baca juga: Cegah COVID-19, NTT tutup pintu perbatasan ke Timor Leste

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022