Jakarta (ANTARA News) - Sutradara dan produser film Nia Dinata (35) tengah mempersiapkan film terbarunya "Berbagi Suami" yang berkisah tentang kehidupan tiga orang perempuan yang harus rela dimadu. "Sudah sampai tahap post production. Saya minggu depan akan ke Bangkok untuk menyelesaikan film itu. Bulan Maret filmnya sudah keluar," kata Nia saat ditemui ANTARA di kantor Kalyana Shira Film, Jakarta, Senin. Film kelima yang diproduksinya itu menampilkan nama-nama seperti Jajang C Noer sebagai Salma, Santy sebagai Siti, dan Dominique sebagai Ming. Mereka adalah pemeran utama, di mana setiap karakter memiliki kelas sosial, ekonomi, dan suku yang berbeda. Persamaan ada pada nasib mereka yang harus menjalani kehidupan dengan suami yang berpoligami. Salma adalah seorang dokter ahli kandungan. Di tengah kehidupannya yang mapan, ia harus berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangganya, walaupun Pak Haji (El Manik), suaminya telah menikahi perempuan yang lebih muda (Nungky Kusumastuti). Nadim (Wingky Wiryawan), anak semata wayang Salma menjadi alasan ia untuk menjalani kehidupan poligaminya. Siti adalah seorang gadis Jawa yang bercita-cita untuk memperbaiki kehidupan di Jakarta. Ia tinggal di rumah sempit Pak Lik-nya (Lukman Sardi) bersama kedua istrinya (Rieke Dyah Pitaloka dan Ria Irawan). Siti sudah terbiasa dengan kehidupan poligami di rumah tangga pamannya itu, namun ia tidak pernah menyangka bahwa pamannya menaruh hati terhadap dirinya dan berniat menjadikan Siti sebagai istri ketiga. Hubungan Siti dan kedua istri pamannya justru semakin akrab setelah ia menjadi istri ketiga, dan itu membuat situasi rumah tangga mereka unik. Ming adalah seorang perempuan muda keturunan Tionghoa yang terkenal sebagai "kembang" restoran bebek panggang tempatnya bekerja. Koh Abun (Tio Pakusadewo), koki yang juga pemilik restoran tidak dapat menyembunyikan keinginannya untuk mengawini Ming. Bahkan istrinya yang galak, Cik Linda (Ira Maya Sopha) tidak dapat menghalanginya. Ming menerima pinangan Koh Abun yang sebenarnya lebih pantas menjadi bapaknya untuk mencari rasa "aman". Suatu ketika Firman (Reuben Elishama), bekas pacar Ming yang telah menjadi sutradara film, datang menawarkan peran utama di filmnya. Ming kemudian mulai menyadari bahwa ia membutuhkan kebebasan dan berkeinginan mengembangkan potensi dirinya. Ruang kehidupan Salma, Siti, dan Ming berbeda dan mereka tak saling mengenal satu sama lain. Namun, mereka terkadang bertemu di ruang publik Jakarta yang padat, tanpa menyadari bahwa mereka mengalami masalah kehidupan yang hampir sama. Tertarik poligami "Saya tertarik dengan masalah poligami karena hal tersebut sangat kompleks dan bisa terjadi pada siapa pun. Saya hanya memberikan gambaran mengenai kehidupan poligami. Saya tidak berniat melarang atau menyarankan poligami melalui film ini. Biarlah penonton yang memutuskan," ujar ibu dengan dua anak itu menjelaskan misi filmnya. Secara pribadi, Nia anti-poligami, "Saya menolak hal itu terjadi pada saya. Tapi bila ada orang lain yang melakukan, saya juga tidak dapat melarang." Ia juga bertindak sebagai penulis skenario. Untuk mematangkan konsep cerita, Nia melakukan riset hingga ke pemuka agama. Hasil riset itu sendiri rencananya akan ia terbitkan dalam sebuah buku. Film yang disutradarai dan diproduseri oleh Nia tersebut akan ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia pada 22 Maret. (*)

Copyright © ANTARA 2006