Kupang (ANTARA News) - Stok beras untuk mengatasi rawan pangan atau kelaparan di Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini masih sebanyak 2.859 ton, kata seorang pejabat setempat.

Jumlah ini belum termasuk 200 ton yang merupakan kewenangan gubernur yang disiapkan untuk melakukan intervensi pangan jika ada daerah yang membutuhkan bantuan, kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pieter Manuk, di Kupang, Minggu terkait persediaan beras untuk atasi rawan pangan di NTT.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan antisipasi pemerintah dalam menghadapi ancaman rawan pangan di provinsi kepulauan itu menyusul anomali iklim yang berakibat pada gagal tanam dan gagal panen pada musim tanam tahun ini.

Beberapa daerah di NTT seperti Kabupaten Sumba Timur dan Timor Tengah Utara dilaporkan mulai menghadapi ancaman rawan pangan.

"Stok beras kita masih cukup banyak. Stok yang ada ditangan pemerintah saat ini ada 2.859 ton. Beras ini siap disalurkan kapan saja ke daerah-daerah yang membutuhkan bantuan beras untuk intervensi pangan," kata Pieter Manuk.

Manuk menambahkan, di setiap kabupaten juga ada 100 ton yang tersedia di gudang Bulog. Beras ini merupakan kewenangan bupati dan bisa dimanfaatkan tanpa harus melaporkan terlebih dahulu kepada Gubernur.

"Artinya kalau memang daerah membutuhkan, tinggal mengeluarkan beras dari gudang Bulong atas persetujuan bupati untuk dimanfaatkan," katanya.
(*)

 







Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011