Moskow (ANTARA News) - Bank sentral Rusia pada Senin mendesak  perusahaan-perusahaan keuangan negara itu menjual saham dan mendiversifikasi portofolio mereka dalam persiapan untuk ledakan pasar Eropa lainnya di bulan-bulan mendatang.

Bank mengatakan pihaknya telah melakukan "stress test" (uji ketahanan) yang menunjukkan bank-bank negara itu kehilangan 351 miliar rubel (11,9 miliar dolar AS, 8,4 miliar euro) dari penurunan 20 persen di bursa utama Eropa - sebuah tafsiran setara dengan lebih dari enam bulan laba industri.

"Ancaman utama pasar-pasar asing bukan berasal dari AS dan peringkat rendah (utang), tapi dari pasar Eropa," kata Sergei Moiseyev dari departemen stabilitas keuangan bank sentral, lapor AFP.

"Pasar ekuitas kami telah diintegrasikan ke dalam sistem dunia untuk waktu yang lama, dan setiap ada ayunan akan tercermin cukup kuat," kantor berita utama mengutif yang dikatakan Moiseyev.

Investor dan analis baru-baru ini meningkatkan peringatan tanda bahaya (alarm) tentang stabilitas keuangan Rusia setelah bank nomor dua negara itu, VTB menerima sebuah bailout (dana talangan) besar

negara untuk menutupi kerugian yang tidak terduga dari akuisisi saingannya yang lebih kecil.

Bailout datang sebagai pukulan besar bagi pemerintah karena itu dewan pengawasan VTB termasuk Alexei Kudrin - menteri keuangan yang menyetujui pengambilalihan tanpa pengetahuan yang jelas dari masalah bank kecil itu.

Sektor keuangan Rusia kehilangan lebih dari 10 persen dari nilainya dalam beberapa hari setelah penurunan peringkat bersejarah pertama utang AS bulan lalu oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor`s.

Namun bank mengatakan pihaknya tidak menjalankan tes serupa untuk kerugian AS karena risiko kurang langsung.

Laporan Senin mengatakan bahwa bank-bank Rusia akan sangat sensitif terhadap volatilitas pasar Eropa karena - pada saat ketidakpastian ekonomi - portofolio mereka sebagian besar akan terdiri dari surat berharga daripada pinjaman.

"Kami akan lebih memilih untuk melihat bank-bank memegang kredit imbal hasil (yield) rendah namun stabil daripada aset sekuritas yang menjadi subjek krisis Eropa," kata Moiseyev.

Analis mengatakan bahwa gejolak ekonomi di Eropa juga dapat menyebabkan kekurangan aliran kas melalui sistem dan ketidakmampuan bank yang lebih besar untuk mengamankan pinjaman jangka panjang.

Pinjaman jangka pendek ini sering dilakukan di pasar obligasi lokal, namun "bank-bank Rusia membuat pinjaman jangka panjang mereka di luar negeri," kata Vasily Slodkov dari Higher School of Economics kepada situs Gazeta.ru.

Moiseyev mengatakan 30 bank terbesar Rusia memarkir sekitar 20 miliar dolar AS yang diperoleh sejak awal tahun di luar negeri sebagai manuver menghindari risiko.

"Tren ini agak memprihatinkan," Moiseyev mengatakan di sebuah forum perbankan di kota resor Laut Hitam, Sochi, seperti dikutip RIA Novosti. (A026/M012/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011