Ankara (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menolak menarik perselisihan dengan Israel, Selasa, dengan menuding bekas sekutu negaranya bertindak seperti "anak kecil yang kemauannya terlalu ingin dituruti" dan mengancam akan mengunjungi Jalur Gaza yang diperintah Hamas.

Sementara Israel mengatakan, pihaknya ingin menghindarkan hubungan memburuk, PM Erdogan membenarkan dihentikannya semua kerja sama militer dan bahwa Angkatan Laut Turki akan melaksanakan patroli lebih intensif dan siaga di Laut Tengah.

Pekan lalu Turki mengumumkan bahwa Duta Besar Israel Gaby Levy diusir dan semua persetujuan militer bilateral ditangguhkan karena Ankara menolak dengan marah penemuan-penemuan dari hasil penyelidikan Perserikatn Bangsa-Bangsa atas serangan iring-iringan kapal bantuan kemanusiaan yang mematikan.

Sekarang dalam reaksi resmi pertamanya sejak pengumuman tersebut, Erdogan bahkan bertindak lebih jauh.

"Kami menangguhkan seluruh hubungan perdagangan, militer, industri pertahanan," katanya kepada wartawan.

Tapi kemudian kantornya membuat klarifikasi bahwa Erdogan tidak bermaksud menangguhkan hubungan komersial secara umum tetapi hanya bidang industri pertahanan.

Hubungan Israel dengan Turki bertambah kritis sejak Erdogan dan partainya yang berakar pada Islam, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) naik ke tampuk kekuasaan pada 2002.

Ada kemarahan besar pada Mei tahun lalu ketika delapan warga Turki dan seorang Amerika keturunan Turki tewas di Mavi Marmara, kapal pemimpin dari konvoi enam kapal yang membawa bantuan bagi wilayah Gaza, Palestina. Pasukan khusus Israel menyerbu kapal itu di perairan internasional.

Satu laporan baru yang dikeluarkan PBB mengkritik penggunaan kekuatan berlebihan dalam serangan itu tetapi juga memarahi warga Palestina dengan memberikan dukungan pada hak Israel untuk memberlakukan blokade laut atas Gaza guna mencegah senjata-senjata sampai ke tangan Hamas, satu gerakan Islam.

Tidak seperti negara-negara Eropa yang memandang Hamas sebagai kelompok teroris, Turki telah menolak untuk memasukkan Hamas yang memerintah Gaza dan Erdogan mengatakan ia mungkin mengunjungi wilayah Palestina itu melalui negara tetangganya, Mesir.

"Kami berbicara dengan pihak Mesir soal ini...Kunjungan ke Gaza belum final," kata Erdogan, yang dijadwalkan ke Mesir pekan depan kepada wartawan.

Lawatan ke wilayah di sepanjang Laut Tengah itu akan membuat marah Israel tapi Erdogan tampaknya tak berbasi-basi untuk berdiplomasi.

"Israel selalu memainkan peran seperti anak kecil yang minta dituruti," katanya merujuk pada sikap negara Yahudi itu terhadap warga Palestina.

Dan dalam perkembangan baru, Erdogan mengatakan kapal-kapal AL Turki akan lebih terlihat di Laut Tengah. "Mulai sekarang kapal-kapal kami akan lebih sering terlihat di perairan itu. Kami akan sering melihatnya." katanya.

Berbicara setelah komentar Erdogan, seorang pejabat Israel mengatakan pemerintah di sana tak ingin hubungannya dengan Turki makin memburuk.

"Israel tak ingin melihat hubungannya dengan Turki bertambah buruk," kata pejabat itu yang meminta jatidirinya tak disebutkan kepada AFP.

Ditambahkan, beberapa bulan terakhir usaha-usaha dilakukan untuk menciptakan dinamika positif menjaga hubungan antara Jerusalem dan Ankara tetapi belum berhasil.

Turki adalah negara mayoritas berpenduduk Muslim pertama yang mengakui secara resmi negara Israel pada 1949 dan keduanya mengadakan latihan militer reguler. (M016/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011