Jakarta (ANTARA) - Produsen kendaraan niaga di Indonesia telah menyiapkan berbagai strategi dan produk berspesifikasi Euro 4 guna menyambut kebijakan standar gas buang Euro 4 yang berlaku April 2022 di Indonesia.

General Manager Marketing PT IAMI Attias Asril mengatakan, Isuzu siap dalam menerapkan standar Euro 4. Sebab, sejak 10 tahun lalu, tepatnya pada 2011, truk Giga Isuzu sudah menggunakan mesin common rail. Sesuai ketentuan untuk memenuhi standar Euro4, kendaraan wajib menggunakan common rail.

Saat ini, tiga jenis kendaraan Isuzu, 90 persennya memiliki sparepart yang sama jika mengadopsi standar Euro4 nantinya. Artinya, kata Attias, konsumen tidak perlu cemas akan ketersediaan suku cadang di lapangan.

Persiapan ekosistem menjelang 7 April 2022 itu sudah dimulai sejak semester dua tahun lalu.

Baca juga: Astra Isuzu Motor optimistis pencapaian pada 2022 lebih baik dari 2021

Baca juga: Isuzu Astra berkomitmen dukung implementasi regulasi Euro 4


"Persiapan itu sudah kami lakukan di seluruh Indonesia,” tuturnya dikutip dari siaran persnya, Selasa.

Ia menambahkan, Isuzu sudah menguji konsumsi BBM untuk kendaraan standar Euro 2 dan Euro 4. Ternyata, truk Euro 4 Isuzu lebih hemat BBM 10-12 persen. “Jadi, selain menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik, ternyata juga irit,” ujar Attias.

Maka dari itu, ia optimistis truk Isuzu bisa diterima pasar dengan baik. Ia menargetkan hingga akhir tahun 2022, Isuzu bisa meraih peningkatan penjualan 15-20 persen. Tentunya, itu tidak hanya terkait Euro 4, tetapi karena Isuzu dalam setahun belakangan ini meningkatkan layanan purna jual dengan strategi baru.

PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Mitsubishi Fuso Indonesia) mempersiapkan 29 model kendaraan niaga berspesifikasi Euro 4. Kendaraan itu akan mendapatkan peningkatan spesifikasi terkait penggunaan bahan bakar Euro 4 antara lain pada mesin dan komponen common rail, kemampuan teknis kendaraan hingga penambahan dimensi.

Terkait penjualan, Executive Vice President of Sales and Marketing Divisions PT KTB Duljatmono mengatakan KTB Fuso ingin menaikkan pangsa pasar dari 46,7 persen pada 2021 menjadi 48 persen pada tahun ini. Sementara itu, PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) telah melakukan pengembangan produk untuk memastikan kesiapan implementasi standar emisi Euro4.

Presiden Direktur HMMI Masahiro Aso mengaku telah mempersiapkan segala fasilitas dan lini produksi di pabrik untuk mendukung penerapan Euro 4. “Ketika Indonesia memasuki era Euro4 di April 2022, HMMI telah lebih dari siap untuk memproduksinya,” ujar Aso dalam pernyataan resminya.

Satu lagi hal baru, pada produk Hino Euro4 nanti adalah control system yang seluruhnya terintegrasi dalam ECU, di mana ECU generasi ke-4 Hino telah mengintegrasikan ECU dan EDU, sehingga sinkronisasi seluruh sistem kendali pada kendaraan akan lebih baik dan akurat.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan whole sales (pabrik ke diler) kendaraan niaga mencapai 227.396 unit, dengan rincian Fuso 36.518 unit, Isuzu 26.636 unit, Hino 20.683 unit, dan Mercedes-Benz Commercial Vehicle (Daimler) 1.810 unit.

Baca juga: Shell V-Power Nitro+ sudah berstandar Euro4

Baca juga: Kebijakan Euro4 dorong Isuzu hentikan total produksi Panther



Menunggu pemerintah

Di sisi lain, keseriusan pemerintah dalam penerapan standar emisi Euro 4 pada kendaraan diesel di Indonesia mulai 7 April 2022 patut dipertanyakan. Hingga saat ini konsumen belum mendapat kejelasan dan jaminan tentang ketersediaan bahan bakar pendukung hingga ke pelosok, termasuk besaran harga BBM dan lonjakan harga kendaraan.

“Penerapan standar Euro 4 mundur terus bertahun-tahun. Saat negara lain sudah di level Euro 6, kita masih berkutat untuk kejelasan Euro 4. Ini bukti pemerintah tidak serius,” ujar pengamat kebijakan publik Agus Pambagio di Jakarta, Selasa (8/3).

Menurut Agus, tidak seriusnya pemerintah karena tidak adanya dirigen yang jelas untuk mengkoordinasikan kebijakan itu. Contohnya, bagaimana kepastian ketersediaan BBM solar, baik dengan Pertamina dan juga Kementerian ESDM, serta pihak kepolisian untuk penindakkan hukumnya.

Agus menilai, banyak kepentingan politik dan lobi-lobi pihak tertentu yang “bermain”. Beberapa tahun lalu, kebijakan itu akan berjalan, civil society sudah bergerak, ternyata tertunda karena ada lobi pihak-pihak tertentu yang ingin mengimpor banyak truk India standar Euro 2.

"Di India sudah Euro 4, jadi yang Euro 2 mau dipakai di Indonesia dulu,” tukas Agus.

Belum lagi soal ketersediaan BBM. Beberapa waktu lalu, solar hilang dari pasaran. Agus menilai, pengusaha truk merana. Saat mereka sudah siap mengganti truknya dengan Euro 4, ternyata BBM tidak siap. Truknya terpaksa mendapat solar biasa.

“Kebijakan jangan menyusahkan masyarakat. Kalau benar tanggal 7 April 2022 kebijakan ini mau jalan, berarti tidak ada lagi biosolar. Biosolar diganti solar yang harus mendukung mesin Euro 4. Memang pemerintah berani mencabut biosolar? Kita semua tahu siapa pengimpor biosolar,” tutur Agus.

Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional Dr Ir Musri menyatakan, penerapan Euro 4 diesel sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pemerintah berencana menerapkan standar emisi Euro 4 pada mesin kendaraan diesel mulai 2022.

Peraturan itu tertuang dalam surat yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020. Nantinya, semua produsen otomotif yang merakit kendaraan niaga bermesin diesel akan mulai melakukan produksi pada 7 April 2022. Anjuran untuk beralih ke Euro 4 itu sebenarnya sudah tertuang di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017. Sejalan dengan itu, agen pemegang merek (APM) memastikan mendukung kebijakan pemerintah dalam penerapan Euro 4 untuk kendaraan diesel.

Baca juga: UD Trucks pastikan ikuti standar Euro4 pada April 2022

Baca juga: UD Trucks siapkan Quester baru songsong penerapan Euro4 Indonesia

Baca juga: Penerapan energi B30 untuk Euro4 perlu kajian lebih detil

Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022