Jakarta (ANTARA) - Chairman of Women in Business Action Council (WiBAC) B20 Indonesia Presidency 2022, Ira Noviarti, mengatakan, menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang mengutamakan kesetaraan gender menjadi salah satu kunci penting untuk menumbuhkan lebih banyak pemimpin perempuan.

"Khususnya dalam hal menghilangkan hambatan dan menciptakan peluang yang sama bagi perempuan, salah satu contohnya adalah mengedepankan keseimbangan gender di ruang lingkup perusahaan," kata Ira dalam diskusi daring, Selasa.

Lebih lanjut, wanita yang juga Presiden Direktur PT Unilever Indonesia tersebut mengatakan, saat ini, di Unilever, 5 dari 9 Board of Directors adalah perempuan, sementara di level senior leader berikutnya kami juga sudah mencapai persentase hampir 50 persen perempuan.

Semangat ini sejalan dengan yang diperjuangkan oleh B20 WiBAC untuk mendorong representasi kepemimpinan perempuan.

Baca juga: Kesenjangan digital perlu diatasi demi dorong digitalisasi inklusif

Sebagai gambaran, data yang dikumpulkan B20 WiBAC menunjukkan bahwa sampai Maret 2021 posisi Board of Directors rata-rata diduduki hanya 25,5 persen perempuan, sementara dan hanya 7 persen dari perusahaan-perusahaan dalam Russell Index 3000 yang memiliki dewan direksi yang seimbang secara gender.

Untuk itu, Ira menambahkan, B20 WiBAC akan mencoba memformulasi rekomendasi-rekomendasi strategis untuk menjawab dua tantangan.

Pertama, apa langkah-langkah paling efektif yang dapat diambil pemerintah dan pelaku bisnis untuk mengakselerasi transformasi budaya dan kebijakan di lingkungan kerja untuk mendorong peluang yang lebih besar bagi perempuan.

Lebih lanjut, kedua adalah pelatihan dan pengembangan kepemimpinan seperti apa yang dapat secara signifikan mendorong kemajuan perempuan di tempat kerja.

Kedua tantangan ini akan diamati dan ditindaklanjuti secara struktural, sambil memastikan bahwa agenda yang disampaikan dapat dilanjutkan oleh negara-negara penanggung jawab Presidensi B20 selanjutnya.

"Pada akhirnya, diharapkan akan tercipta sebuah support system yang sustainable bagi perempuan-perempuan yang ingin melangkah lebih maju," kata Ira.

Di sisi lain, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan ketimpangan gender merupakan persoalan yang sudah ada dari generasi ke generasi, sehingga membutuhkan waktu panjang untuk memperbaiki hal tersebut.

Pandemi COVID-19 pun semakin menunjukkan adanya ketimpangan antara perempuan dan laki-laki, salah satunya ditunjukkan oleh laporan Global Gender Gap Index 2021, yang menempatkan Australia berada di nomor 50 dari 156 negara.

"Concern yang kami miliki untuk Indonesia adalah bagaimana kita bisa mencapai pemberdayaan perempuan tanpa harus terkena dengan isu-isu yang ada, serta bagaimana perempuan dapat terlibat dalam pembuatan keputusan dan yang lainnya," kata Dubes Penny.

Baca juga: Kementerian Investasi gandeng Kadin sukseskan Presidensi G20 Indonesia

Baca juga: Batik Betawi ELEMWE dipamerkan di rangkaian G20

Baca juga: Kadin dorong pengusaha capai nol emisi karbon

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022