Ini menjadi peluang untuk penyediaan tenaga las dari dalam negeri. Namun perlu SDM yang kompeten dengan spesifikasi khusus sesuai kebutuhan...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelasan guna mendukung pengembangan industri perkeretaapian nasional agar semakin berdaya saing global.

“SDM merupakan salah satu modal dasar untuk mengembangkan industri nasional seperti dalam Bangun Industri Nasional,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Andi mengungkapkan Kemenperin bertekad untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam menciptakan SDM industri yang berkualitas. Kolaborasi ini diyakini dapat mengakselerasi sasaran sesuai dengan kebutuhan bersama.

“Oleh sebab itu kami memberikan apresiasi kepada Asosiasi Pengelasan Indonesia (API-IWS) yang turut berkontribusi dalam mencetak SDM pengelasan yang kompeten untuk mendukung pengembangan industri perkeretaapian nasional,” paparnya.

Andi berharap API-IWS dapat memberikan masukan terkait program pengembangan SDM pengelasan kepada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin.

“Selain itu API-IWS juga diharapkan dapat berperan serta dalam pengembangan teknologi, riset dan inovasi, sertifikasi dan standardisasi dalam mendukung industri perkeretaapian nasional,” tuturnya.

Andi mengemukakan industri alat transportasi merupakan salah satu sektor industri yang mendapat prioritas pengembangan sesuai Rencana Induk Pembangunan Nasional (RIPIN) 2015-2035.

Baca juga: Kemenperin gelar diklat tenaga pengelasan

“Dalam industri perkeretaapian, program pengembangan diarahkan kepada percepatan pembangunan perkeretaapian, pengembangan jalur kereta api, pengembangan industri komponen pendukung perkeretaapian, pengembangan kereta api perkotaan dan kereta api berkecepatan tinggi,” sebutnya.

Adanya megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) misalnya, menjadikan peluang untuk memenuhi SDM pengelasan dalam mendukung pelaksanaan proyek tersebut.

“Ini menjadi peluang untuk penyediaan tenaga las dari dalam negeri. Namun perlu SDM yang kompeten dengan spesifikasi khusus sesuai kebutuhan, karena teknologi yang digunakan pada proyek tersebut terbilang modern,” imbuhnya.

President API-IWS Anjar Niryawan menyampaikan selama 13 tahun asosiasinya telah memberikan sertifikasi kepada 9.933 welder dan 1.229 welding inspector melalui LSP Las.

“API-IWS sebagai Authorized Nominated Body (ANB) juga menghasilkan sebanyak 1.195 diploma tingkat internasional sebagai welding inspector, welding engineer, dan welding practitioner,” ujarnya.

Sementara itu Muhammad Moenir selaku Governing Board API IWS dan pimpinan lembaga pelatihan Kampuh Welding mengatakan kemampuan SDM pengelasan di Indonesia sudah luar biasa.

Contohnya, Kampuh Welding sudah meluluskan sebanyak 769 welder bersertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) maupun internasional.

Akademisi dari ITB Bambang Widyanto mengemukakan teknologi pengelasan rel kereta api pada dasarnya bukan merupakan teknologi yang baru, sehingga SDM pengelasan di Indonesia dinilai memiliki kompetensi dalam melakukan pekerjaan tersebut.

“Dalam hal ini, perlu didukung kebijakan, sarana dan prasarana serta program pengembangan kompetensi yang terpadu sehingga dapat berkontribusi lebih dalam pembangunan nasional,” ucapnya.

Baca juga: PIKKC ITB: Industri KA harus lebih inovatif manfaatkan digitalisasi

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022