Untuk program implementasi MoU lembaga "wakafrising", DMI Surabaya menginginkan bahwa masjid juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi umat
Surabaya (ANTARA) - Pengurus Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya menginginkan masjid di "Kota Pahlawan" itu juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi umat

Sekretaris PD DMI Surabaya Agus Prastyo di Surabaya, Jawa Timur, Rabu mengatakan, PD DMI Surabaya menetapkan sejumlah program utama dan unggulan di tahun 2022, di antaranya implementasi nota kesepahaman (MoU) lembaga "wakafrising" yang bekerja sama dengan Yayasan Edukasi Wakaf Indonesia (YEWI) dan penyusunan penyusunan database masjid se-Surabaya.

"Program-program itu telah dibahas dalam rapat kerja (raker) DMI Surabaya pada Ahad (6/3) lalu. Program ini juga telah diputuskan dan direkomendasikan untuk dijalankan di tahun ini," katanya.

Menurut dia, untuk program implementasi MoU lembaga wakafrising, DMI Surabaya menginginkan bahwa masjid juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi umat. Melalui wakaf jamaah yang bisa dilaksanakan di masing-masing, dana yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi umat itu.

"Jadi, wakaf kan tidak hanya berwujud tanah. Wakaf bisa berwujud uang, seperti infaq. Dengan wakaf uang itu, masjid sebagai pemberdayaan ekonomi umat bisa terealisasi," katanya.

Sedangkan untuk pendataan masjid, ia menjelaskan, sebelum raker DMI Surabaya, pihaknya telah bergerak melakukan pendataan masjid se-Kota Pahlawan. Langkah yang telah dilakukan yakni dengan mengirimkan surat ke takmir-takmir masjid untuk memasukkan data tentang masjid.

"Sementara ini yang terdata di kami, ada sekitar 1.700 masjid se-Surabaya. Namun kami terus melakukan update, baik melalui Google Form maupun pengurus cabang DMI kecamatan. Sebab, siapa tahu ada masjid yang belum terdata," katanya.

Di sisi lain, kata dia, DMI Surabaya juga memiliki sejumlah program unggulan yang juga dihasilkan dari raker. Beberapa program unggulan itu, misalnya melaksanakan "bootcamp" kewirausahaan bagi remaja masjid (Remas).

Bootcamp yang dimaksudkan adalah menampung para remas untuk diberikan pelatihan tentang berwirausaha. Mereka akan ditraining dan diarahkan sesuai dengan spesifikasi bidang usaha apa yang diinginkan.

"Bahkan pasca bootcamp, mereka juga akan terus didampingi mentor untuk menjalankan bidang usaha yang diinginkan itu," katanya.

Program unggulan berikutnya adalah menggelar Liga Masjid. Konsep Liga Masjid ini adalah kegiatan berbasis olahraga dan para pesertanya adalah remas.

Selanjutnya, program yang lain yakni melakukan kerja sama dengan instansi tertentu untuk memberikan pelatihan khusus pada takmir atau remas. Misalnya, pelatihan jasa service AC dan mobile bengkel (bengkel bergerak) untuk sepeda motor.

Tidak kalah penting, kata dia, DMI Surabaya juga akan melaksanakan penguatan peran dan eksistensi pengurus cabang melalui mandatory pembentukan ranting-ranting. Berikutnya, pemenuhan sarana prasarana, seperti kantor atau sekretariat yang bekerja sama dengan kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya.

"Kami juga akan tetap melakukan program rutin tahunan dalam peringatan hari besar Islam, seperti Kampung Ramadhan, Safari Ramadhan serta mendirikan posko Lebaran," katanya.

Program turunan atau program rancangan dari DMI Jatim, tetap akan dilaksanakan, seperti halnya bintek untuk para pengurus cabang dan bakti sosial.

"Kami juga akan menyalurkan bantuan dana dari gubernur Jatim terkait uang kehormatan bagi imam/takmir masjid," demikian Agus Prastyo.

Baca juga: Ketua DMI serukan penguatan ekonomi umat dengan kemitraan

Baca juga: DMI dorong pemberdayaan ekonomi berbasis masjid

Baca juga: JK: Masjid Al Akbar jadi percontohan tempat ibadah era normal baru

Baca juga: Pemuda DMI ajak stakeholders kembalikan fungsi sosial-ekonomi masjid


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022