Jakarta (ANTARA) -
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) akan fokus meningkatkan peran dan hak pekerja perempuan khususnya di sektor perikanan dan kelapa sawit.
 
"Kami akan mencoba untuk mempromosikan kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan, khususnya untuk isu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kesetaraan gender di dua sektor ini," ujar Senior Program Officer ILO Lusiani Julia dalam webinar bertema "Wajah Pekerja Perempuan di Perkebunan Sawit dan Perikanan" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
 
Ia menilai bahwa saat ini peran perempuan dalam sektor perikanan dan kelapa sawit masih dipandang sebelah mata. Padahal, perempuan memainkan peranan yang cukup penting di kedua sektor itu, mulai pengolahan hingga pengemasannya.
   
Menurutnya, pekerjaan itu kadang kala dilupakan oleh perusahaan karena dianggap bukan sebagai kegiatan inti. Akibatnya, dalam hubungan kerja banyak yang tidak mempunyai kontrak kerja.
 
Dengan demikian, mereka tidak diakui sebagai pekerja maka dengan sendirinya tidak dilindungi oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan.
 
"Mereka mengalami yang namanya defisit kerja layak karena mereka seringkali dikecualikan dari perlindungan peraturan perundang-undangan. Seakan-akan mereka nggak terlihat, padahal justru mereka yang mempunyai peran besar," tuturnya.
 
Situasi itu, kata dia, akhirnya akan berdampak pada hubungan kerja informal sehingga dikecualikan dari upah yang layak.
 
Terkait hak berserikat dan berunding, Lusiani Julia juga mengatakan, peran perempuan juga masih minim. Padahal hal itu penting sebagai wujud kesetaraan gender.
 
Dalam kesempatan sama, Dosen Universitas Parahyangan Bandung dan Peneliti Masalah Ketenagakerjaan, Indrasari Tjandraningsih menekankan masalah yang berkaitan dengan K3 tidak hanya yang sifatnya fisik, tetapi juga keselamatan lainnya salah satunya seksual.
 
"Kekerasan-kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan ekonomi, kekerasan verbal itu semua dialami oleh pekerja perempuan di kedua sektor ini," katanya.
 
Menurutnya, hal itu dikarenakan peran perempuan yang kurang terlihat di kedua sektor itu sehingga jauh dari jaminan sosial yang sudah disediakan oleh pemerintah.

Baca juga: Srikandi BUMN dorong komposisi direktur perempuan capai 30 persen
Baca juga: Pertamina apresiasi pekerja perempuan yang inovatif
 
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022