jadi tidak ada tes antigen pada minggu ini hingga minggu depan
Labuan Bajo (ANTARA) - Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur kini mengalami kekurangan alat tes cepat (rapid) antigen yang digunakan untuk melakukan penelusuran kontak erat (tracing) pasien terkonfirmasi COVID-19.

"Kita kekurangan alat rapid antigen, jadi tidak ada tes antigen pada minggu ini hingga minggu depan," kata Epidemiolog Kesehatan Dinas Kesehatan Nagekeo Konstantinus Ua ketika dihubungi ANTARA dari Labuan Bajo, Jumat.

Untuk mengatasi kekurangan stok itu, Dinas Kesehatan Nagekeo sendiri telah berupaya untuk meminjam alat serupa ke kabupaten tetangga, namun, di sana juga stok alat tersebut tidak mencukupi.

Ia mengatakan, Puskesmas diarahkan untuk melakukan belanja alat melalui penggunaan dana JKN meski tidak banyak. Sedangkan belanja alat dalam jumlah banyak, sebut Konstan, tengah diupayakan menggunakan anggaran dari kabupaten.

Baca juga: PPKM Level III, aktivitas warga Ngada-NTT dibatasi hingga 22 Maret
Baca juga: 15 tempat tidur di ruang isolasi RSUD TC Hillers Maumere penuh

Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Kesehatan Nagekeo memang gencar melakukan penelusuran kontak erat pasien COVID-19. Petugas dari setiap puskesmas melakukan penelusuran kontak pada semua kasus terkonfirmasi positif di wilayah kerja masing-masing.

Bagi kontak erat yang terkonfirmasi positif COVID-19, petugas akan mengarahkan mereka untuk melakukan isolasi mandiri selama 10-14 hari. Sedangkan bagi kontak erat dengan hasil negatif, karantina mandiri bisa dilakukan lebih kurang lima hari saja.

Konstan mengatakan semua kegiatan penelusuran kontak erat dilakukan menggunakan tes cepat antigen. Sehingga, ketersediaan alat tersebut sangat dibutuhkan untuk kelancaran pengendalian penyebaran COVID-19 di Kabupaten Nagekeo.

Adapun tren kasus harian COVID-19 di Kabupaten Nagekeo terus meningkat setiap harinya. Angka kasus harian tertinggi terjadi pada tanggal 6 Maret 2022 lalu dengan 72 kasus.

Baca juga: Ada lonjakan COVID-19 di Kota Kupang-NTT, sehari capai 250 kasus

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022