Jadi sekitar 8,1 miliar penduduk dunia ini kelas menengah. Ini adalah tren bagus untuk konsumsi, bagus untuk pertumbuhan UMKM dan ekonomi negara...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan sebanyak 84 persen penduduk dunia yang diperkirakan akan mencapai 9,45 miliar merupakan kelas menengah pada 2045.

Kelas menengah ini akan banyak melakukan konsumsi sehingga menguntungkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Jadi sekitar 8,1 miliar penduduk dunia ini kelas menengah. Ini adalah tren bagus untuk konsumsi, bagus untuk pertumbuhan UMKM dan ekonomi negara, untuk mendorong perekonomian Indonesia tumbuh lebih dari 5 persen per tahun," kata Mendag Lutfi dalam webinar "Empowering SMEs to Recover Stronger" yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Mendag: Ekonomi RI perlu tumbuh 6,4 persen untuk jadi negara maju 2045

Mendag Lutfi memperkirakan pada 2045 jumlah masyarakat dunia tumbuh dari 7,7 miliar menjadi 9,45 miliar jiwa dengan mayoritas masyarakat berusia tua dan 60 persennya tinggal di perkotaan.

Adapun 90 persen dari urbanisasi akan terjadi di emerging market seperti Indonesia sehingga pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota negara untuk mengurangi kepadatan di Jabodetabek dan Bandung.

Mendag Lutfi juga mengatakan ke depan pluralisme pada perdagangan dunia akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, dengan penggunaan mata uang regional dan lokal menjadi lebih masif.

Baca juga: Mendag prediksi 2022 jadi tahun penuh tantangan bagi ekonomi RI

Asia juga diprediksi akan menyumbang hingga 54 persen dari total perekonomian dunia pada 2045, dengan China sebagai negara adidaya yang mendominasi perekonomian.

Namun demikian ia mengatakan potensi kenaikan iklim bumi hingga 3 sampai 3,5 derajat celcius dan habisnya sumber daya alam perlu diperhatikan dan mulai ditangani ke depan.

"Mudah-mudahan prediksi iklim ini sesuatu yang salah. Karena kalau temperatur dunia naik, permukaan laut akan naik, dan negara kepulauan Indonesia akan menjadi korban," ucap Mendag Lutfi.

Baca juga: Sri Mulyani ungkap empat kunci RI keluar dari jebakan kelas menengah

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022