Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung percepatan implementasi pengolah sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Kota Palembang, Sumsel, dan Tangerang, Banten.

Dukungan tersebut diberikan dalam pembangunan fasilitas PSEL di dua wilayah tersebut yang disepakati dalam perjanjian kerja sama yang dilakukan antara Pemerintah Kota Tangerang dan PT Oligo Infra Swarna Nusantara dan Pemerintah Kota Palembang dan PT Indo Green Power Shao Jianli, Rabu (9/3/2022).

"Permasalahan sampah sudah sangat lama menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Sampah menjadi permasalahan general, saat ini sampah belum bisa dibersihkan dikarenakan tidak ada penampungan dan pengelolaannya, ada penampungannya namun karena pengelolaannya tidak optimal dan menjadi overload," kata Menko Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menko Luhut juga menyampaikan pemerintah pusat mendukung penuh upaya-upaya pemerintah daerah untuk mencapai pembangunan kota yang berwawasan lingkungan.

Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan harus kompak untuk menangani masalah sampah sehingga memberi dampak positif bagi lingkungan, masyarakat dan perekonomian.

Keberadaan PSEL di Kota Palembang dan Kota Tangerang diharapkan memberikan dampak positif dari pengurangan volume sampah.

PSEL juga diharapkan mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan akhir (TPA), mengurangi dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta FABA (Fly Ash and Bottom Ash) yang dapat dimanfaatkan, melalui pengelolaan sampah yang menghasilkan listrik.

Teknologi yang akan digunakan di PSEL Kota Palembang akan menggunakan teknologi Stocker Moving Grade (SMG) yang akan mengelola sampah sekitar 1.000 ton/hari dan dapat membangkitkan tenaga listrik dengan potensi sampai 16 MW.

Sementara itu, PSEL Kota Tangerang akan ditempatkan di dua lokasi, yaitu di TPA Rawa Kucing dan di Jatiuwung.

Penempatan proyek di dua lokasi dilakukan lantaran TPA Rawa Kucing berlokasi hanya 1,3 km dari pagar Bandar Udara Soekarno-Hatta sehingga ada ketentuan pembatasan ketinggian bangunan di seluruh wilayah administrasi Kota Tangerang yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan dan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Soekarno Hatta.

Khusus di TPA Rawa Kucing akan dibangun sistem pengolahan sampah yang menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF) dan fasilitas pengolahan biologis Anaerobic Digester yang dilengkapi dengan unit pembangkit panas dan listrik dari biogas.

Ada pun kemampuan daya olah kapasitas pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing mampu mencapai 2.200 ton per hari, dan berpotensi membangkitkan daya listrik sampai dengan 13,5 MW.

Kemudian RDF yang dihasilkan di TPA Rawa Kucing digunakan sebagai bahan bakar dari pembangkit listrik thermal yang berada di lokasi kedua yaitu Jatiuwung yang dapat membangkitkan tenaga listrik sampai dengan 26 MW.

Menko Luhut menekankan, untuk mengatasi permasalahan sampah, maka semua pihak harus kompak dan bekerjasama dengan baik untuk dapat membangun lingkungan yang berkelanjutan.

"Kita harus mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang maju dan mampu mengelola sampahnya. Saya menitipkan agar pimpinan daerah dan DPRD untuk bahu membahu untuk membuat rakyat sejahtera dan dapat menikmati kebersihan," ujar Menko Luhut.

Baca juga: Pemkot Palembang segera wujudkan pembangkit listrik dari sampah
Baca juga: Tangerang, kota pertama di Banten miliki pengolah sampah jadi listrik
Baca juga: Tangerang ingin olah 2.000 ton sampah jadi energi listrik per hari


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022