Jakarta (ANTARA News) - Musisi jazz Barry Likumahuwa, yang juga keponakan dari almarhum Utha Likumahuwa, mengaku sempat memiliki impian untuk membuat album bersama Utha dan ayahnya, Benny Likumahuwa.

"Setelah acara amal untuk Papa Utha, saya terpikir untuk membuat album bersama beliau dan papa saya, tetapi ternyata Tuhan berkehendak lain," kata pemain bass Barry Likumahuwa Project (BLP) itu saat ditemui ANTARA di kediaman Utha Likumahuwa, Ciputat, Tangerang Selatan (13/9).

Namun, Barry bersyukur karena pernah tampil bersama pelantun "Esok Kan Masih Ada" itu dan ayahnya dalam acara Jazz Goes To Campus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Java Jazz pada 2008.

"Itu adalah pengalaman manggung terakhir bersama Papa Utha dan sangat berkesan bagi saya karena bisa mengaransemen lagu-lagu beliau," kata Barry yang mengaku sangat dekat dengan pamannya sehingga memanggilnya dengan sebutan "papa utha".

Menurut Barry, Utha Likumahuwa bukan hanya paman baginya, tetapi seseorang yang selalu mendukung karirnya sejak dia masih bermain band di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

"Sewaktu saya masih bermain band dengan anaknya Papa Utha, Abraham Likumahuwa, beliau selalu mendukung dan memberi masukan. Beliau juga suka menonton kalau saya manggung," kata Barry yang dahulu sering latihan band di rumah pamannya itu.

Bagi Barry yang sudah memiliki firasat tidak enak menjelang kematian pamannya tersebut, sebagai musisi, Utha Likumahuwa merupakan tokoh seniman legendaris yang karyanya selalu abadi dan banyak didaur ulang.

Utha Likumahuwa yang lahir 1 Agustus 1955 adalah seorang penyanyi Indonesia asal Ambon. Dia menikahi Debbi Farida Likumahuwa dan dikaruniai dua anak, Inne Likumahuwa dan Abraham Likumahuwa.

Sebelumnya, pelantun "Puncak Asmara" itu sempat beberapa hari dirawat di Rumah Sakit St Maria, Pekanbaru, Riau, pada Juni 2011, karena jatuh saat duduk mengobrol bersama istrinya di kota itu.

Setelah menjalani pemeriksaan, ternyata adik dari musisi jazz Benny Likumahuwa itu diketahui juga mengidap diabetes dan gangguan jantung. Berdasarkan diagnosis dokter, otaknya mengalami penyumbatan pembuluh darah, yang memicu stroke. Setelah serangan tersebut, tubuh bagian kanan Utha tidak berfungsi alias lumpuh.

Utha menutup usia pada 13 September 2011 pukul 13.13 WIB di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya dikabarkan koma pada pagi harinya.

Rencananya jenazah akan dimakamkan di Bogor setelah ibadah pelepasan pukul 10.00 WIB di kediamannya, Ciputat, Tangerang Selatan. (SDP-06)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011