Surabaya (ANTARA) - Rais Syuriah PWNU Jawa Timur Prof KH Ali Maschan Moesa mengingatkan santri dan umat Muslim mewarisi pesan penting KH Hasyim Asy'ari untuk mencintai ilmu dan mengamalkannya demi kepentingan kejayaan Islam.

Pada diskusi kelompok terfokus (FGD) membahas tentang pendidikan yang digelar dalam rangkaian Peringatan Harlah ke-99 NU di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jumat, Prof Kiai Ali Maschan Moesa, yang juga Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya, menyampaikan Kiai Hasyim Asy'ari mendirikan NU agar para ulama Ahlussunnah Waljamaah bersatu dalam wadah organisasi.

Selain itu, kata dia, di dalam organisasi NU umat Islam diajarkan untuk mencintai ilmu.

"Artinya, mengajarkan kita agar terus belajar, membaca dan mengkaji terus-menerus. Itulah literasi yang dimaksudkan NU," ucap dia.

Terkait literasi, mantan Ketua PWNU Jatim tersebut mencatat bahwa nerdasarkan survei terakhir Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara berada di nomor 62.

"Padahal sebenarnya dengan literasi maka kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan bisa dipahami. Rendahnya tingkat literasi bangsa Indonesia ditengarai karena selama berpuluh-puluh tahun jauh dari tradisi membaca," kata dia.

Sementara itu, FGD Pendidikan di PWNU Jatim diikuti sejumlah akademisi, termasuk tentang penyelenggaraan beasiswa santri.

Sejumlah perwakilan perguruan tinggi yang telah menandatangani kerja sama dalam pelaksanaan beasiswa, yaitu adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Universitas Islam Malang (Unisma), Universits Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, dan Universitas Trunojo Madura (UTM) Bangkalan.

FGD yang dipandu Sekretaris PWNU Jatim Dr Hasan Ubaidillah tersebut juga dihadiri Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Rais Syuriah PBNU Prof KH Abdul A'la Basyir, Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafruddein Syarif dan sejumlah pengurus lainnya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022