Jakarta (ANTARA) -
Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial dalam tugas penanggulangan bencana dibalik tingginya risiko pekerjaan.

"Terima kasih, penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh teman-teman yang telah membantu meringankan beban saudara kita yang kurang beruntung menerima musibah. Kita harus bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan, bukan kita yang diberikan cobaan,” kata Mensos Risma dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Saat memberikan motivasi dan arahan kepada jajaran Direktorat PSKBA yang menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) tahun 2022 di Malang, Jawa Timur, Minggu (13/3), Mensos Risma meminta kepada para penjabat dan staf yang hadir untuk bekerja dengan tulus dan ikhlas, serta memberikan pengabdian semaksimal mungkin kepada masyarakat terdampak bencana.

Ia mencontohkan, apa yang dilakukan saat menjadi Wali Kota Surabaya, dalam membantu masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, beberapa tahun lalu.

Baca juga: Mensos minta penyandang disabilitas percaya diri seperti Rismawati

"Saat itu saya mengirimkan tenaga kebersihan, satpol PP, dan juga tenaga kesehatan termasuk dokter. Jadi mereka datang dan membersihkan lokasi gempa dan ikut membungkus mayat lalu dokter langsung praktik melakukan operasi. Satu hari ada 87 orang dioperasi," kata dia.

Setelah kini menjadi Mensos, sikap cepat tanggap dan keperdulian itu tetap dijaga. Mensos Risma menyatakan dalam banyak kesempatan ia sendiri hadir di lokasi bencana menemui para penyintas dan menyerahkan bantuan.

Perjalanan jauh dengan kondisi lapangan yang tidak mudah, diharapkan tak menurunkan semangat tim untuk terus membantu masyarakat khususnya dalam kondisi bencana.

“Kita masih bisa membantu, itulah yang selalu saya syukuri meskipun saya harus jalan darat berapa jam, saya tidak pernah ragu, perjalanan saya tempuh meskipun itu jalannya sulit,” ujar  Risma.

Baca juga: Kemensos beri bantuan keluarga korban terseret arus banjir di Malang

Ia juga memotivasi dan memastikan tim PSKBA untuk dapat terus bekerja lebih baik ke depan, semata-mata untuk kepentingan masyarakat. “Saya pun dalam bekerja hanya mendahulukan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan. Bekerjalah maksimal dan profesional,” kata dia.

Dalam kesempatan sama, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin menyatakan penanganan bencana menjadi agenda strategis pemerintah. Salah satu alasannya, Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam, baik bencana alam besar maupun kecil.

"Intensitas bencana tahun 2021 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bukan hanya dalam segi jumlah kejadian maupun korban jiwa meninggal, hilang, luka-luka dan yang mengungsi," kata Pepen.

Menurut data Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun 2013, terdapat 205 juta jiwa penduduk tinggal di daerah rawan bencana (Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019). Setidaknya ada 12 ancaman bencana yang dikelompokkan dalam bencana geologi (gempa bumi, tsunami, gunung api, gerakan tanah/tanah longsor), bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim, kebakaran hutan dan lahan), dan bencana antropogenik (epidemic wabah penyakit dan gagal teknologi-kecelakaan industri).

Terkait tugas Direktorat PSKBA mempunyai tugas di bidang penanggulangan korban bencana alam yaitu pada aspek perlindungan sosial, Pepen meminta jajarannya untuk bekerja sesuai arahan Mensos dan profesional.

Baca juga: Mensos tegaskan BPNT digunakan sesuai kebutuhan penerima manfaat
 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022