Padang (ANTARA News) - Pengusaha asal Kagawa, Jepang berminat investasi dalam pengembangan sarana tangkap atau "long tail" untuk nelayan penangkap tuna di Sumatera Barat.

Hal itu disampiakan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno seusai penandatangan nota kesepahaman dalam pengiriman tenaga magang dengan Prefektur Kagawa Jepang di SMK Pembangunan Pertanian Sumbar di Lubuk Minturun Padang, Jumat.

Rombongan Prefektur Kagawa Jepang kunjungan ke Sumbar, yakni Takeuchi, Matsumoto Masaru, Ueharra Shuuji, Hisako dan Miyosi.

Irwan menyebutkan, rombongan Prefektur Kagawa akan meninjauan langsung Pabrik Pengolahan Tuna di Pelabuhan Samudera Perikanan Bungus Teluk Kabung Padang.

Jadi, selain dukungan terhadap sarana tangkap pengusaha asal Kagawa berencana memberi pelatihan dan dukungan modal terhadap nelayan, tentu ada hintungan-hitungan di antara kedua belah pihak.

"Kita berharap ini bisa terealisasi sehingga memberi dampak terhadap produksi tuna dengan ada penambahan sarana tangkap serta peningkatan skills nelayan tersebut," katanya.

Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar menunjukkan, sampai Juli 2011 sudah tercatat ekspor tuna Sumbar sebanyak 540 ton sedangkan pada 2010 total ekspor sebanyak 650 ton.

Potensi zona tangkap tuna masih banyak yang belum termanfaatkan, karena dibutuhkan penambahan sarana dan peningkatan kemampuan nelayan.

Ikan tuna merupakan komoditas unggulan karena bernilai ekonomis, ekspor dan protein serta omega tiga yang baik untuk kesehatan siapa saya yang mengonsumsinya.

Sumbar ditetapkan sebagai sentra tuna wilayah barat Indonesia seperti pernah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada 18 Desember 2006 pada Hari Nusantara tingkat nasional di Padang.

Kemudian menjadi industri hasil perikanan dalam Perpres Nomor 28 tahun 2008 sebagai sentra prosesing hasil produksi perikanan serta kawasan minapolitan berada di Pelabuhan Samudera Bungus.

Investor yang telah menanamkan modalnya di kawasan itu antara lain PT Dempo, PT Samu yang mengekspor tuna segar dan dalam bentuk lainnya ke Jepang, Amerika dan Thailand.

Sebelumnya, Kadis Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmeri seperti disampaikan Kabid P2HKP Yeflin, merencanakan pembangunan satu sarana rantai dingin berupa pabrik es dan "cold storage" di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Kota Padang.

"Kita akan mengupayakan sarana tersebut dapat terealisasi tahun depan guna mendukung program peningkatan kehidupan nelayan (PKN) yang berbasis UMKM di kawasan pelabuhan," katanya.

Menurut dia, kebutuhan terhadap es balok bagi nelayan sangat penting untuk menjaga keutuhan hasil tangkapan di perairan itu.

"Jadi, kehadiran sarana itu nanti dapat memberi dampak positif bagi kalangan nelayan untuk menekan biaya operasional, tentu diharapkan terjadi peningkatan produksi ikan khususnya tuna," kata dia. (SA/S025/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011