Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tempat penukaran uang atau "money changer" mengalami kesulitan dalam memprediksi nilai tukar rupiah untuk Senin depan akibat penurunan nilai tukar rupiah yang cukup pesat selama sepekan ini.

"Minggu ini merupakan minggu yang berat, sehingga sulit untuk memprediksi keadaan rupiah Senin depan nanti," kata Kepala Bidang Pemasaran dan Operasional salah satu money changer di Jakarta, Winaya Purwanti kepada ANTARA, Jumat.

Penurunan nilai tukar rupiah, lanjutnya, cukup pesat selama sepekan ini. Rupiah sempat menguat pada Senin (12/9), namun kemudian terjadi penurunan pesat pada Selasa, bahkan hingga hari ini.

"Hari Senin lalu, waktu pertama dibuka, rupiah menguat terhadap semua mata uang. Tiba-tiba keadaan berubah total pada hari Selasa, rupiah anjlok, dan bahkan sampai hari ini, rupiah masih melemah terhadap semua mata uang," katanya.

Kesulitan dalam memprediksi nilai tukar rupiah Senin depan juga dialami oleh "money changer" lain.

"Kami tidak bisa memprediksi rupiah Senin besok, karena minggu ini pergerakan rupiah tidak jelas. Terus mengalami penurunan, tetapi juga tidak ada tanda-tanda peningkatan," kata Yeny Thuter (35), Direktur salah satu money changer di Jakarta.

Karena pergerakannya yang tidak jelas, lanjut Yeny, yang bisa dilakukan saat ini adalah memasang ancang-ancang untuk mengantisipasi penurunan rupiah lebih lanjut.

Nilai dolar terhadap rupiah pada Senin (12/9) adalah Rp8.590, Selasa (13/9) Rp8.610, Rabu (14/9) Rp 8.730, Kamis (15/9) adalah Rp8.755, dan Jumat (16/9) adalah Rp8.760. (SDP-15/S025/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011