tanggung jawab moral atas korban meninggal
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur DKI Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria harus ikut tanggung jawab atas berbagai kecelakaan  armada TransJakarta akhir-akhir ini. 

"Dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur ikut bertanggung jawab, termasuk juga tanggung jawab moral atas korban meninggal karena tidak ada yang bisa menggantikan nyawa korban," kata Gilbert dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Tanggung jawab ini, lanjutnya, karena TransJakarta sendiri merupakan perusahaan jasa milik daerah sehingga Anies dan Riza bisa diartikan sebagai sosok pemegang saham perusahaan.

Belum lagi, lanjut politisi PDI Perjuangan itu, dalam rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan direksi TransJakarta, terdapat banyak temuan masalah, termasuk inkompetensi beberapa direksi.

"Alih-alih mengganti direktur pelayanan eks TGUPP yang tidak punya pengalaman pun mengelola bajaj, malah direktur yang lain yang dicopot," katanya.

Baca juga: DKI janji evaluasi TransJakarta karena kecelakaan beruntun

Malah, ujar Gilbert, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberi pernyataan yang terkesan membela direksi walau terdapat angka kecelakaan sekitar 56 kali per bulan.

"Setelah rapat Komisi B sekian bulan berlalu, korban terus berjatuhan malah sudah ada seorang wanita mati dilindas. Seharusnya evaluasi dilakukan dan jika perlu direksi yang ada dicopot dan diganti yang baru dengan latar belakang yang baik untuk mendampingi dirut yang baru," katanya.

Hal itu, tegasnya, mendesak dilakukan agar ada perbaikan dalam pelayanan dan keselamatan.

Di sisi lain, katanya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan masalah transportasi adalah soal kepadatan lalu lintas serta polusi dan melihat elektrifikasi bus yang jadi solusi.

Padahal menurut Gilbert, hal itu tidak tepat karena masalah utama dalam transportasi publik adalah keselamatan, baik transportasi darat, laut maupun udara.

Baca juga: Pengendara motor sport tewas setelah terlindas bus TransJakarta

"Tetapi terkesan Gubernur Anies tidak memiliki 'sense of crisis' akan keselamatan 10 juta lebih warga Jakarta sehingga korban terus berjatuhan," ucapnya.

Menurut Gilbert, diperlukan paradigma pro rakyat untuk mampu mengenali masalah keselamatan ini sebagai masalah terpenting.

"Hal itu harus dimiliki tanpa harus menunggu keluarga sendiri yang jadi korban untuk menghayati penderitaan orang," tuturnya.

Sebelumnya, sejak Minggu (13/3) hingga Senin ini terjadi empat kali kecelakaan.

Pada Minggu (13/3) sekitar pukul 06.10 WIB terjadi kecelakaan di Jalan MH Thamrin yang mengakibatkan seorang pengendara motor tewas terlindas bus TransJakarta.

Baca juga: Bus TransJakarta tabrak trotoar di Klender

Pada hari yang sama yakni di Pesanggrahan, Jakarta Selatan bus TransJakarta menabrak separator hingga mengakibatkan tangki bahan bakar minyak bus tersebut berceceran di jalan.

Masih di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di Layang Simprug juga terjadi kecelakaan melibatkan TransJakarta dan mobil sedan mewah pada Minggu (13/3) malam.

Tidak ada korban jiwa dalam dua kecelakaan di Jakarta Selatan itu.

Sementara itu, kecelakaan keempat kembali terjadi pada Senin ini yang menyebabkan seorang pejalan kaki tewas ditabrak bus TransJakarta di Pancoran, Jakarta Selatan.

"Infonya meninggal dunia di lokasi," kata Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Sigit melalui keterangan tertulis Polda Metro Jaya di Jakarta, Senin.

Baca juga: KNKT rekomendasikan pembantu pengemudi di bus TransJakarta

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022