Jakarta (ANTARA) - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjalin kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi dalam pembangunan fasilitas kampus melalui pinjaman yang diberikan Saudi Fund for Development (SFD).

“Pinjaman melalui SFD ini merupakan langkah UNJ untuk mengembangkan kualitas yang ada melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai bagi sivitas akademika UNJ,” ujar Rektor UNJ, Prof Komaruddin, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Pada hari yang sama perwakilan dari Kerajaan Arab Saudi melakukan kunjungan ke UNJ Kerja sama pinjaman pembiayaan antara UNJ dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tertulis pada Loan Agreement (LA) SFD Nomor 11/740 yang berlaku efektif mulai tanggal 13 Juni 2019 dengan tanggal penutupan pada 31 Desember 2024.

Kunjungan tersebut dihadiri CEO dari SFD yakni Sultan A Al-Marshad, beserta pengurus dari SFD. Sementara dari UNJ dihadiri oleh rektor, para wakil rektor, dekan, ketua lembaga, dan pimpinan dilingkungan UNJ, manajer proyek dan anggota SFD UNJ, serta para pendidik.

Baca juga: UNJ pecahkan rekor MURI pengukuhan guru besar terbanyak

The Development and Upgrading of The State University of Jakarta (fase dua) merupakan implementasi dari Loan Agreement No. 11/740, antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dan Pemerintah Republik Indonesia yang ditandatangani pada 28 Maret 2019. Target The Development and Upgrading of The State University of Jakarta (fase dua) diharapkan tercapai kurang lebih 33 bulan, terhitung dari tahun 2022 hingga 2024.

The Development and Upgrading of The State University of Jakarta (fase dua) setidaknya akan membangun empat gedung yang terdiri dari 10 lantai yang nantinya digunakan untuk ruang kelas pembelajaran, laboratorium, studio, workshop, ruang pengelolaan, ruang rapat, ruang pertunjukan dan fasilitas pendukung atau penunjang. Selanjutnya pembangunan Gedung Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter yang terdiri dari 5 lantai yang digunakan untuk ruang pelatihan, ruang pengelolaan, ruang rapat, aula, fasilitas penunjang/pendukung serta masjid yang berada di lantai 4 dan 5. Lalu juga ada pembangunan lima gedung yang berada pada lahan UNJ yang mana sudah ada gedungnya, sehingga dilakukan penghancuran gedung yang sudah ada melalui empat tahap.

Rektor yang juga Direktur Proyek SFD UNJ mengatakan bahwa pembangunan gedung yang dilakukan berprinsip pada konsep bangunan ramah lingkungan, terintegrasi serta mewujudkan “smart building”. Lingkungan perkotaan menjadi salah satu pertimbangan untuk menerapkan filosofi urban kampus dalam pembangunan gedung di UNJ.

Sejumlah keunggulan pembangunan gedung di UNJ, antara lain yakni bangunan pemerintah yang pertama menerapkan dan mengembangkan implementasi Building Information Modelling (BIM) sampai dengan 7D (sampai dengan operasional dan pemeliharaan bangunan), antara lain aplikasi yang menampilkan 3D guna mengetahui riwayat perolehan peralatan dan riwayat pemeliharaannya. Kemudian menerapkan Green Building dengan standar Green Building Council Indonesia (GBCI), hingga menerapkan bangunan hemat energi, bangunan yang mendukung energi baru terbarukan.

“Kami berharap pembangunan fase dua yang didanai oleh SFD, dapat menunjang UNJ sehingga dapat mencapai status akreditasi unggul, semakin meningkat kualitas dan prestasinya, dan tercapainya visi dan misi UNJ untuk menuju universitas bereputasi di kawasan Asia,” harap Komarudin.

Manajer Proyek SFD-UNJ, Ja’far Amiruddin, mengatakan program itu terdiri dari dua komponen yakni pembangunan empat gedung pendidikan, satu gedung pusat pengembangan pendidikan karakter, sarana dan prasarana penunjang untuk keempat gedung pendidikan dan pusat pengembangan pendidikan karakter tersebut.

CEO SFD, Sultan Abdulrahman Al-Marshad, mengatakan bahwa pihaknya senang dapat hadir di UNJ. Sultan menambahkan bahwa perbaikan kualitas pendidikan maka akan berdampak positif pada peningkatan aspek ekonomi maupun sosial.

"Terima kasih atas sambutan yang hangat dari UNJ, semoga pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di UNJ dapat berkontribusi dalam peningkatan aspek ekonomi dan sosial di Indonesia nantinya,” kata Sultan.*

 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022