Shanghai (ANTARA) - Pembuat kendaraan listrik (EV) China BYD Co Ltd pada Selasa (15/3/2022) malam mengatakan akan menaikkan harga mobilnya sebesar 3.000-6.000 yuan (471-942 dolar AS), mengutip kenaikan biaya bahan baku.

Kenaikan harga akan berlaku mulai Rabu, katanya, menambahkan bahwa pelanggan yang telah membayar setoran kendaraan sebelum itu tidak akan terpengaruh.

“Karena dampak dari kenaikan harga bahan baku yang berkelanjutan, BYD telah secara resmi memandu Wang Chao Business dan Ocean Network Business untuk menyesuaikan harga pada model EV yang relevan,” katanya dalam sebuah pernyataan di akun resmi Weibo, merujuk ke lini penjualannya.

Pengumuman itu muncul sehari setelah Tesla Inc menaikkan harganya di China dan Amerika Serikat untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari seminggu. Kepala Eksekutif Tesla Elon Musk juga mengatakan pembuat mobil listrik AS menghadapi tekanan inflasi yang signifikan dalam bahan baku dan logistik.

Biaya bahan baku melonjak, diperburuk oleh gangguan rantai pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus".

Secara khusus, harga logam yang digunakan dalam mobil telah melonjak, termasuk aluminium yang digunakan dalam bodywork, paladium yang digunakan dalam catalytic converter, serta nikel dan lithium yang menggerakkan baterai EV.

Baca juga: Xpeng Motors jadi perusahaan EV China pertama masuki pasar Swedia

Baca juga: Wuling jual lebih dari 500.000 Hongguang Mini EV pada 2021

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022